Oleh karena itu, jika variasi bagian kepala dan mulut yang luar biasa besar terjadi pada periode geologis tertentu, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa serangga ini menempati banyak relung yang berbeda pada waktu itu. Prinsip ini berlaku bahkan jika hanya beberapa spesimen yang selamat dan keterkaitannya masih belum jelas.
Para peneliti mengukur kepala lebih dari 1.000 larva, termasuk hampir 300 fosil larva neuroptera yang dikenal di seluruh dunia dan 800 spesimen yang masih hidup sampai sekarang.
Dengan cara ini, mereka dapat memastikan bahwa keragaman larva neuroptera memang menurun dalam 100 juta tahun terakhir.
"Meskipun pandangan kami ke masa lalu terbatas pada ukuran sampel yang kecil dan wilayah yang sangat spesifik di seluruh dunia, kami tetap dapat mendeteksi keragaman morfologi yang lebih besar di antara larva neuroptera pada periode Kapur," kata Carolin Haug. "Jadi, kemungkinan keragaman yang sebenarnya jauh lebih besar di masa lalu."
Namun, gambaran keseluruhan sejarah neuroptera itu kompleks: Sementara keragamannya secara keseluruhan telah menurun, beberapa garis neuroptera telah terdiversifikasi dan dengan demikian menjadi penting.
"Pekerjaan kami juga menunjukkan seberapa besar potensi terletak pada studi morfologi larva serangga," tambah Carolin Haug. "Morfologi kuantitatif ini dapat mengungkapkan perubahan yang tidak dapat dicatat secara kuantitatif dalam kerangka taksonomi."
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR