“Namun, dari mana Amphimachairodus berasal dan fungsi dari ciri-ciri tersebut masih belum jelas," para peneliti menjelaskan.
"Di sini kami melaporkan spesies Amphimachairodus yang paling primitif (Amphimachairodus hezhengensis sp. nov.), anggota awal Machairodontini hingga Homotherium, dari Cekungan Linxia, perbatasan timur laut Dataran Tinggi Tibet," tulis peneliti.
Tengkorak Amphimachairodus hezhengensis yang hampir lengkap ditemukan di wilayah Houshan, milik Fauna Dashngou di Cekungan Linxia, yang terletak di perbatasan timur laut Dataran Tinggi Tibet.
"Tengkorak baru menunjukkan ciri khas Amphimachairodus, mewakili anggota paling awal dari genus dan memberikan dasar untuk menyelidiki morfologi dan adaptasinya yang khas," kata ahli paleontologi.
Amphimachairodus hezhengensis memiliki panjang sekitar 2 m atau sekitar 6,6 kaki, dan memiliki dahi yang lebih lebar, moncong panjang, dan gigi seri kecil.
“Moncong panjang, orbit Amphimachairodus yang berorientasi ke samping dan terletak di belakang, menunjukkan kemampuan yang lebih baik untuk mengamati lingkungan sekitar, daripada menargetkan mangsa tunggal, menunjukkan adaptasi terhadap lingkungan terbuka atau perilaku sosial,” catat para peneliti.
Lingkungan gersang awal di Linxia Basin, mungkin karena pengangkatan Dataran Tinggi Tibet ke ketinggian yang signifikan saat ini, memberikan pemicu lingkungan untuk munculnya adaptasi lingkungan terbuka di antara mamalia, menurut laporan mereka.
Lingkungan terbuka juga menguntungkan perilaku sosial, karena meningkatnya visibilitas karnivora satu sama lain, dan juga mangsa, yang membuat mereka lebih sulit ditangkap.
Sementara, kaki depan patologis Amphimachairodus memberikan bukti langsung tentang perawatan pasangan.
"Analisis kami tentang tingkat evolusi sifat mendukung bahwa sifat-sifat yang berkorelasi dengan perilaku membunuh dan adaptasi lingkungan terbuka berevolusi sebelum sifat-sifat lain," kata para peneliti.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Bila Kucing Purba Bertaring Pedang Sedang Sakit Gigi?
Source | : | Sci-News,Proceedings of the Royal Society B |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR