Baca Juga: Kompleksitas Alkohol di Masa Romawi, Simbol Kekuasaan hingga Moralitas
Baca Juga: Studi Terbaru: Minum Alkohol Mampu Ciptakan Psikologi Positif
Gin adalah contoh bagus dari roh yang awalnya dirancang untuk digunakan sebagai obat; penggunaan juniper sebagai diuretik diyakini mampu membersihkan demam dan penyakit tropis yang diderita para pemukim Belanda di Hindia Barat yang baru dijajah. Banyak merek masa kini seperti Chartreuse dan Benedictine lahir di biara-biara Eropa yang dirancang sebagai tonik perut dan ramuan umum.
Perhatian sebagai Efek Berbahaya Disadari
Namun, pada abad ke-18, ada kekhawatiran yang berkembang tentang efek alkohol yang lebih berbahaya, termasuk kemabukan, kejahatan, alkoholisme, dan kemiskinan.
Pada tahun 1725, petisi pertama yang didokumentasikan oleh Royal College of Physicians mengungkapkan keprihatinan rekan-rekan tentang "Penggunaan Minuman Keras yang Merusak dan Berkembang".
Pada abad ke-19, gerakan kesederhanaan mulai muncul di Inggris. Awalnya beberapa menyarankan pembatasan pada minuman tertentu saja, tetapi lama kelamaan sikap mereka berubah menjadi menyerukan pantang total.
Kita sekarang hidup di zaman di mana meskipun alkohol dapat diterima secara sosial, mengklasifikasikannya tidak baik. Ini tampaknya lahir dari perkembangan pengobatan modern.
Meski demikian, masih ada pandangan, dan bahkan bukti ilmiah, bahwa alkohol dalam jumlah sedang memiliki manfaat kesehatan, seperti mengurangi risiko terkena dan meninggal karena penyakit jantung, risiko stroke iskemik, mengurangi risiko diabetes.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR