Dua kondisi terakhir menguji apakah jerapah dapat menilai frekuensi relatif sayuran, bukan hanya jumlah absolut masing-masing sayuran.
Setidaknya dalam 17 dari 20 percobaan, jerapah dapat dengan andal memilih wadah yang lebih mungkin menghasilkan potongan wortel favorit mereka.
Para peneliti menggunakan kondisi kontrol untuk mengesampingkan apakah jerapah menggunakan informasi lain, seperti indera penciuman (alih-alih melihat wadah) atau petunjuk dari peneliti, saat membuat pilihan.
Penalaran tentang probabilitas telah lama dianggap sebagai kemampuan yang kompleks, yang secara tradisional dianggap hanya dimiliki oleh manusia dewasa.
Saat bernalar tentang probabilitas, individu menghadapi situasi ketidakpastian di mana tidak semua informasi tersedia, dan secara statistik menyimpulkan opsi mana yang mungkin menghasilkan hasil terbaik.
Pengambilan keputusan semacam ini sangat penting di dunia nyata, di mana seringkali hanya tersedia informasi terbatas dan tidak semua hasil yang mungkin diketahui dengan pasti.
Dalam dekade terakhir, bukti eksperimental telah menunjukkan bahwa inferensi statistik tidak terbatas pada manusia dewasa, tetapi muncul sejak dini selama perkembangan manusia.
Bayi berusia dua belas bulan, misalnya, dapat memprediksi hasil dari peristiwa pengambilan sampel dan membuat keputusan berdasarkan perbandingan jumlah relatif.
Sedangkan bayi berusia 4,5 bulan bahkan dapat memperhitungkan adanya kendala fisik yang dapat memengaruhi proses pengambilan sampel.
Penulis lain penelitian menyarankan bahwa penalaran tentang probabilitas mungkin muncul lebih lambat dalam perkembangannya, sekitar usia 5 tahun.
Source | : | Scientific Reports,Sci News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR