Kaisar merasa kasihan tetapi tetap menghadiahinya dengan banyak uang. Li Bai kemudian melanjutkan perjalanan dan petualangannya ketika dia menjadi pendeta Tao profesional dan mencoba mengunjungi makhluk abadi di banyak tempat.
Di beberapa gunung terkenal yang diyakini memiliki kehidupan abadi yang misterius, banyak puisi, prasasti, atau legendanya tersebar. Bagian pertama hidupnya ideal: berbakat, terkenal, kaya, dan riang.
Mengembara dalam Perang, Penjara, dan Pengasingan
Pada tahun 755, terjadi ledakan Pemberontakan An-Shi di Kekaisaran Tiongkok. Perang pemberontak skala besar yang merusak yang diprakarsai oleh dua jenderal yang ditempatkan di perbatasan utara berlangsung selama delapan tahun. Itu merenggut jutaan nyawa, yang merupakan titik balik dari Dinasti Tang.
Pada awalnya, Li Bai terpaksa sering berpindah-pindah karena perang. Segera, dia menyadari bahwa perang ini jauh lebih parah dari yang diduga, jadi dia bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh seorang pangeran Tang untuk berperang dan mempertahankan kekaisaran. Namun, dua tahun kemudian, sang pangeran memberontak dan kalah.
Li Bai, salah satu pejabat penting pangeran, juga dipenjara dan dijatuhi hukuman mati. Dia menulis dan meminta bantuan dari beberapa teman baik, yang pada waktu itu adalah pejabat atau jenderal yang kuat, tetapi tidak ada yang menjawab.
Hanya prajurit muda pemberani Guo Ziyi yang telah dia selamatkan sebelumnya, sekarang komandan utama pasukan Tang mencoba segalanya untuk menyelamatkan nyawa Li Bai.
Pada akhirnya, Li Bai dibuang alih-alih dieksekusi. Dua tahun kemudian, dia akhirnya dibebaskan dan memulai perjalanan mengembara di sepanjang wilayah Sungai Yangtze.
Keberangkatan Misterius
Ketika Li Bai dibebaskan, dia sudah berusia 58 tahun, dan keadaan keuangannya tidak baik.
Tiga tahun kemudian, dia meninggalkan dunia. Beberapa mengatakan bahwa Li Bai meninggal karena sakit ketika dia mencoba untuk bergabung kembali dengan tentara Tang dan terus berperang melawan pemberontakan.
Yang lain mengatakan dia meninggal karena terlalu banyak minum, jatuh dari perahunya saat minum anggur dan mencoba merangkul pantulan bulan di danau hingga tenggelam.
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Source | : | China Fetching |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR