Nationalgeographic.co.id—Li Bai (701-762) atau Taibai yang mempunyai nama seni Qing Lian Ju Shi, dihormati sebagai 'Dewa Puisi'. Penyair legendaris ini dikenal ketika era Dinasti Tang Kekaisaran Tiongkok. Dia pernah diasingkan hingga dieksekuti mati namun berhasil selamatkan diri, bagaimana kisahnya?
Sebagai mahabintang Puisi Tiongkok klasik yang agung, dia melakukan perjalanan ke banyak tempat yang indah, bertemu dengan kaisar, dan mengalami salah satu era paling berkembang dari Dinasti Tang.
Puisi-puisinya menduduki peringkat pertama, sedangkan keterampilan anggarnya menempati peringkat kedua di Tang, menurut banyak cerita rakyat.
Setelah ledakan Pemberontakan An-Shi yang merusak selama delapan tahun diKekaisaran Tiongkok, Li Bai bertempur di medan perang. Dia menyaksikan perkelahian dan perpisahan kejam yang tak terhitung jumlahnya, dipenjara, dan dikhianati oleh teman baiknya.
Li Bai menggunakan puisinya yang luar biasa, merekam dan menyajikan kepada kita banyak sisi dari zaman tempat dia tinggal: pemerintahan yang luar biasa, pemandangan yang fantastis, orang-orang yang brilian, perang yang kacau, dan sebagainya.
Setelah melihat dan mengalami semuanya, dia tetap tidak pernah kehilangan semangat kepahlawanan dan romantismenya.
Saat ini, setiap orang Tionghoa dapat membacakan beberapa puisinya yang luar biasa tentang cinta, persahabatan, keluarga, ambisi, pemandangan, emosi, visi, dan zaman kejayaan Dinasti Tang.
Kehidupan Li Bai
Di antara banyak puisi dan artikel yang ditinggalkan Li Bai di Kekaisaran Tiongkok, dia jarang menyebut keluarganya.
Beberapa dokumen mengatakan bahwa dia adalah keturunan keluarga kerajaan dari kerajaan yang telah musnah. Sementara yang lain mengatakan bahwa dia adalah keturunan Pangeran Li Jiancheng atau Pangeran Li Yuanji, yang pernah memperebutkan tahta dengan Kaisar Tang Taizong tetapi gagal.
Bagaimanapun, keluarganya sangat kaya. Dia dididik dengan baik dan menghabiskan sebagian besar tahun-tahun awalnya dengan membaca dan belajar di taman mewah yang indah dengan pemandangan alam yang menakjubkan di provinsi Sichuan. Sementara itu, ia belajar anggar dan agama Taoisme dari beberapa master brilian.
Tumbuh dewasa, Li Bai yang tampan dan kaya memulai perjalanannya berkeliling ke banyak tempat di Kekaisaran Tiongkok, di mana dia meninggalkan banyak puisi yang menakjubkan.
Source | : | China Fetching |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR