Baca Juga: Xian, Mengapa Kaisar Tiongkok Dinasti Han ini Tak Punya Kuasa Nyata?
Baca Juga: Sejarah Berlanjut: Urban Klan Genghis Khan di Ibu Kota Mongolia
Baca Juga: Kubilai Khan, Kaisar Tiongkok Pertama yang Berasal dari Suku Nomaden
Baca Juga: Petaka yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Song di Kekaisaran Tiongkok
Manjanik yang lebih hebat diperkenalkan pada pengepungan Xiangyang di tahun 1273. Manjanik ini memiliki jarak tembak hingga 500 meter--400 meter lebih jauh dari alat sebelumnya.
Alat ini diperkenalkan oleh dua ahli perang Irak: Ismail (Issumayin) dari Hilla dan Alauddin (Alaowating) dari Mosul. Keduanya dikirim oleh Khan Persia yang masih berkeluarga dengan Kubilai. Mereka hadir atas permintaan Khan yang Agung itu.
Oleh karena itu, orang Tiongkok menyebut alat tempur yang dipakai Mongol sebagai "Huihui pao" (manjanik muslim). Manjanik juga melontarkan alat peledak demi bisa merebut Xiangyang.
Sekitar Februari hingga Maret 1273, pasukan Dinasti Yuan memborbardir Xiangyang dengan manjanik ini. Batu-batu melayang menghantam tembok kota dan rumah penduduk di baliknya. Parit pun ditutup oleh pasukan Mongol. Ketika tembok dan menara runtuh, pasukan yang sudah sejak lama mengepung kota, merangsek masuk.
Singkatnya, pertempuran ini berhasil membuat Lu Wenhuan menyerah kepada Dinasti Yuan. Ia menyerahkan kota Xiangyang pada Mongol. Kubilai menjadikannya sebagai gubernur untuk kedua kota di bawah Dinasti Yuan.
Pertempuran ini menunjukkan kehebatan teknologi militer Dinasti Yuan menghadapi Kekaisaran Tiongkok. Selain itu, jatuhnya Xiangyang dan Fanceng kepada Mongol juga menjadi kunci bahwa kelak Kekaisaran Tiongkok akan runtuh, dan berdirinya Dinasti Yuan dengan Kubilai Khan sebagai kaisar tertinggi.
Source | : | JSTOR |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR