Musik prosesi militer disebut daechwita yang berarti menabuh dan meniup dengan keras adalah musik yang mengiringi rombongan militer kerajaan. Terdiri atas drum, gong, dan cangkang keong yang mengiringi dan terompet lurus, selain oboe dengan badan berbentuk kerucut.
Ansambel ini diikuti oleh drum Korea yang lembut (changgo) dan oboe silinder (piri), biola Korea yang tidak biasa (haegŭm), dan seruling (taegŭm).
Tahukah anda musisi Kekaisaran Korea pernah tampil epik dalam pertunjukan musik di istana Kekaisaran Tiongkok?
Dikutip dari Britannica, selama pemerintahan raja Sejong (1419-1450) pada dinasti Joseon Kekaisaran Korea, aransemen musik kuil Kekaisaran Korea dan musik ritual Konfusianisme ditulis dalam alfabet Korea hangul yang baru dikembangkan.
Musisi Korea berhasil tampil memukau di istana kekaisaran Tiongkok dan biksu Korea menghadiri pusat pelatihan internasional kekaisaran Tiongkok untuk mempelajari nyanyian Buddhis. Tradisi agung kekaisaran Tiongkok dilestarikan di bawah bimbingan ahli musik istana, Pak Yŏn (1378–1458).
Tidak hanya kaum bangsawan yang haus akan hiburan, hiburan rakyat jelata dipentaskan terbuka di tempat keramaian. Pansori adalah jenis musik tradisional Korea yang lahir dari kalangan rakyat kelas bawah pada saat pemerintahan dinasti Joseon kekaisaran Korea.
Musisi pansori pada awal abad ke-19 tidak hanya terkenal di kalangan rakyat jelata, namun juga disukai oleh kaum bangsawan. Ayah dari raja Gojong mengundang penyanyi terkenal pansori pernama Jin Chae-seon ke istana untuk melakukan pertunjukan musik dalam pesta peresmian paviliun istana.
Buku sejarah dan dokumen administrasi kekaisaran Tiongkok dan Korea, menuliskan daftar besar hadiah yang dikirim oleh kaisar Song Tiongkok ke Korea pada tahun 1111. Daftar ini mencakup 10 set lonceng batu dan 10 set lonceng perunggu, bersama dengan lima padanan besi yang berbunyi dengan nada yang lebih tinggi dan banyak instrumen lainnya.
William P. Malm menyatakan “Ketekunan dan kepedulian pada musik dibuktikan dengan ditemukannya Buku panduan musik kekaisaran Korea bernama Akhak Kwebom. Buku yang berisi sembilan bab ini pertama kali muncul pada tahun 1493.
Tiga bab pertama membahas teori musik, selama berabad-abad penamaan dan interpretasi nada pentatonik di Korea sangat bervariasi.” Menurut Malm, musisi Korea menjaga keseimbangan antara tradisi asli dan pengaruh musik kekaisaran Tiongkok.
Mengapa tradisi ini bisa bertahan lama?
Dapat dikatakan Korea mampu bertahan melestarikan buku-buku notasi yang dimilikinya. Pada akhir abad ke-15 sistem notasi mensural sudah digunakan melalui penggunaan 16 kotak kolom.
Hal ini memberikan indikasi ritme dan tempo yang lebih jelas daripada kebanyakan notasi musik Tiongkok. Untuk diketahui, sistem notasi mensural ini memperhitungkan panjang nada sesuai dengan proporsi. Sistem notasi ini digunakan hingga tahun 1600 yang merupakan dasar adanya notasi modern not balok dengan garis birama.
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR