Nationalgeographic.co.id—Saat penobatannya, Raja Charles III menggunakan beberapa benda-benda bersejarah, seperti jubah kerajaan, mahkota, hingga tongkat. Tongkat kerajaannya dihiasi dengan berlian indah dengan sejarah panjang. Itu adalah Bintang Afrika yang kontroversial.
Ketika semua mata tertuju pada upacara penobatan Charles III, Afrika Selatan menyerukan kembalinya berlian Bintang Afrika ke pangkuan mereka.
Disebut Cullinan I, berlian terkenal dengan sejarah panjang itu terpasang di tongkat kerajaan yang dimiliki oleh Kerajaan Inggris.
Apa itu Berlian Cullinan I atau Bintang Afrika?
Menurut British Royal Collection Trust, berlian Cullinan adalah berlian terbesar yang pernah ditemukan.
“Batu mulia itu ditemukan di dekat Pretoria di Afrika Selatan modern pada tahun 1905,” tulis Bhagyasree Sengupta di laman Republic World.
Berlian itu diberi nama Cullinan, sesuai dengan nama pemimpin perusahaan pertambangan Thomas Cullinan. Berlian asli seukuran jantung manusia.
Berlian di tongkat kerajaan yang digunakan Raja Charles III adalah Cullinan I yang dipotong dari berlian Cullinan. Batu mulia itu ditambang di dekat Pretoria.
Berlian yang lebih kecil yang dikenal sebagai Cullinan II dan dipasang di Imperial State Crown. Mahkota itu juga dikenakan oleh Charles III pada upacara penobatannya.
Kedua berlian itu adalah salah satu dari sembilan batu yang dipotong dari berlian Cullinan. Berlian yang mengesankan dipotong oleh Joseph dan Abraham Asscher.
Asscher kemudian menciptakan gaya berlian potongan Asscher yang terkenal. Itu merupakan potongan populer untuk cincin pertunangan bahkan hingga hari ini.
“Kesembilan berlian itu sekarang menjadi milik keluarga Kerajaan Inggris,” tambah Sengupta.
Berlian bersejarah juga telah menghasilkan beberapa permata yang lebih kecil, yang juga menjadi koleksi kerajaan. Cullinan I, yang dikenal sebagai Bintang Besar Afrika dikenakan sebagai bros yang disukai oleh Ratu Mary.
Bekas koloni Inggris menuntut agar Bintang Afrika dikembalikan
Orang-orang di bekas koloni Inggris di Afrika Selatan meluncurkan petisi dan menuntut agar Bintang Afrika dikembalikan.
“Berlian harus dikembalikan ke Afrika Selatan. Itu harus menjadi harta kebanggaan, warisan, dan budaya kami,” kata Mothusi Kamanga pada Sengupta. Tuntutan untuk mengembalikan berlian mulai meningkat pada September 2022, ketika Ratu Elizabeth II meninggal dunia.
Di sisi lain, Kerajaan Inggris mengeklaim bahwa Bintang Afrika diberikan sebagai hadiah kepada Raja Inggris. Namun spekulasi bahwa berlian itu dicuri masih belum berakhir hingga kini.
Hadiah untuk kerajaan atau berlian curian?
Menurut Royal Collection Trust, berlian Cullinan yang sangat besar itu dipersembahkan kepada Raja Inggris Edward VII pada tahun 1907.
Berlian itu kemudian dikirim ke Asher di Amsterdam untuk dibelah pada tahun 1908.
Asscher menyatakan bahwa permata itu dibeli oleh pemerintah Transvaal Afrika Selatan, yang berada di bawah kekuasaan Inggris.
Mereka kemudian mempersembahkannya kepada Raja Edward VII sebagai hadiah ulang tahun.
Namun, beberapa sejarawan Afrika Selatan menolak klaim yang dibuat oleh Royal Collection Trust.
“Menurut kami, seluruh pemerintah Transvaal dan Persatuan Afrika Selatan serta sindikat pertambangan yang menyertainya adalah ilegal” kata Everristo Benyera, seorang profesor politik Afrika Selatan.
Bagi Benyera, menerima berlian curian tidak membebaskan penerima. Bintang Afrika adalah berlian darah.
Perusahaan pertambangan, pemerintah Transvaal, dan Kerajaan Inggris adalah bagian dari jaringan kolonialitas yang lebih besar, tambah Benyera lagi.
Menyusul kematian mendiang Ratu, Ann Mathys, juru bicara nasional Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF), menuntut pengembalian berlian.
“Almarhum Ratu Inggris telah memamerkan Bintang Afrika selama lebih dari setengah abad,” kata Mathys. Mereka menuntut repatriasi untuk semua pencurian kolonial, termasuk Bintang Besar Afrika," tambahnya.
Keluarga kerajaan Inggris dikenal memiliki banyak berlian kontroversial dari negara-negara Afrika, Amerika Latin, dan bahkan India.
Baca Juga: Enam Bangunan Bersejarah Inggris, ada Gereja Penobatan Charles III
Baca Juga: Penobatan Raja Charles III sebagai Raja Inggris, Kenapa Banyak yang Menolak Monarki?
Baca Juga: Kisah Batu Legendaris yang Digunakan dalam Penobatan Raja Charles III
Baca Juga: Wafatnya Ratu Elizabeth II, Penguasa Terlama Kerajaan Inggris
Salah satunya adalah Kooh-i-Noor yang berasal dari tambang aluvial India ribuan tahun yang lalu. Menurut kepercayaan Hindu, Kooh-i-Noor dipuja oleh dewa-dewa seperti Krishna.
Kooh-i-Noor sempat digunakan sebagai bros dan mahkota. Sampai akhirnya berlian ini mendapatkan sebuah tempat kehormatan: dipasang di bagian depan mahkota Ibu Suri, ibu Ratu Elizabeth II.
Banyak yang mengeklaim kepemilikan permata ini, seperti India, Pakistan, dan bahkan Taliban.
Diselimuti rumor, termasuk rumor kutukan, dan misteri, satu hal yang pasti tentang Koh-i-Noor: memicu banyak kontroversi. Hingga kini, Koh-i-Noor masih menjadi perebutan.
Namun kerajaan penguasa yang pernah memiliki batu permata ini sudah tidak ada lagi. Jadi kepada siapa berlian terkutuk itu harus dikembalikan?
Pada Agustus 2023, sebuah museum London setuju untuk mengembalikan 72 benda yang 'dijarah' dari Kerajaan Benin.
“Penjarahan” itu terjadi selama operasi militer Inggris pada tahun 1897. Apakah hal yang sama akan terjadi pada Bintang Afrika, berlian kontroversial yang terpasang di tongkat kerajaan Charles III?
Megathrust Bisa Meledak Kapan Saja, Tas Ini Bisa Jadi Penentu Hidup dan Mati Anda
Source | : | Republic World |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR