Nationalgeographic.co.id—Pengobatan tradisional Tiongkok memiliki sejarah panjang dan melingkupi berbagai aspek. Banyak orang mengira bahwa pengobatan tradisional Tiongkok adalah satu-satunya pengobatan tradisional oriental di Asia Timur.
Padahal, pengobatan tradisional oriental adalah kumpulan pengobatan dari berbagai tempat di seluruh Asia Timur. Sampai hari ini, pengobatan tradisional yang telah secara legal dipergunakan berbasis bukti empiris melalui penelitian.
Pengobatan oriental memiliki ciri khas asalnya. Misalnya herba yang digunakan sebagai obat berasal dari tempat asalnya, demikian juga jenis epidemiologi penyakit dipengaruhi oleh geografis dan lingkungan.
Sebut saja pengobatan yang berasal dari Korea, Jepang, dan Vietnam berbeda dengan pengobatan Tiongkok karena perbedaan geografis, budaya, lingkungan termasuk linguistik.
Pada penelitian Historical difference between traditional Korean medicine and traditional Chinese medicine yang dilakukan oleh Wung-Seok Cha dari Departemen Sejarah Pengobatan Korea bersama rekan lainnya dibahas perbedaan kedua pengobatan tradisional Korea dan Tiongkok.
Secara garis besar, pengobatan tradisonal Korea dipengaruhi oleh pengobatan tradional Tiongkok sehingga keduanya memiliki kemiripan. Namun keduanya memiliki ciri khas masing-masing.
Sejarah pengobatan tradisional Korea: perkembangan dan ciri khas
Sebagai negara yang independen, Korea mengembangkan budaya dan tradisinya. Sekitar abad ke-10 teknologi pembuatan kertas dan percetakan berkembang pesat. Buku pengobatan mulai dicetak dalam jumlah besar.
Buku pengobatan Tiongkok mulai masuk dan dikenal di Korea melalui pedagang dan diplomat kala itu. Para praktisi pengobatan Korea tergerak untuk melakukan upaya mengembangkan resep pengobatan berdasarkan kekayaan alam yang dimiliki.
Butuh waktu ratusan tahun untuk dapat menerbitkan buku pengobatan Hyangyak Jipseongbang dan butuh ratusan tahun bisa memiliki metode pengobatan sendiri tanpa harus mengimpor bahan baku dari Tiongkok yang cukup sulit didapat dan mahal.
Seni pengobatan Korea memiliki ciri khas dan terbilang unik, tampak terlihat perbedaan metode pengobatan antara pengobatan Tiongkok dan pengobatan Korea. Hal itu bisa dilihat dari Dongui Bogam buku pengobatan Korea yang sangat terkenal.
Namun, para kritikus mengatakan Dongui Bogam adalah 'Parodi Buku Pengobatan Tiongkok' karena banyak mengutip buku pengobatan Tiongkok.
Wung-Seok Cha menjelaskan, "Kutipan itu merupakan pilihan yang tak dapat dihindari, karena metode pengobatan Korea mengadaptasi metode pengobatan Tiongkok namun mengedepankan ciri khas dan keunikan Korea."
Sejarah pengobatan tradisional tiongkok di abad ke 12 sampai abad ke 16
Ketika Dongui Bogam dipublikasikan pada tahun 1610, di Tiongkok terbit buku pengobatan tradisional Tiongkok komprehensif terdiri atas Yixuezhengchuan, Yixuerumen, Gujinyijian, dan Wangbinghuichun. Muncul banyak paradigma pengobatan Tiongkok pada abad ke-12 sampai abad ke-14.
Pada masa itu dokter sudah memiliki metode yang sistematis dan komprehensif dalam mengatasi penyakit. Dokter mulai dari mengidentifikasi penyebab penyakit, tanda dan gejala, patologi penyakit, prinsip pengobatan dan metode pengobatan yang digunakan.
Muncul beragam teori dari buku-buku pengobatan yang berbeda. Baru pada abad 15 dan 16 metode pengobatan tradisional Tiongkok mulai terstandardisasi.
Yixuerumen berisi kumpulan teknik pengobatan mulai dari abad ke-12 hingga abad ke-16. Yixuerumen turut memainkan peran yang menentukan terbitnya Dongui Bogam.
Heo Jun, penulis Dongui Bogam mempelajari dengan seksama pengobatan tradisional Tiongkok dalam buku Yixuerumen. Ia melakukan restrukturisasi dan meletakan dasar pengobatan tradisional Korea.
Tak lama setelah terbitnya Yixuerumen muncul dinasti baru di Kekaisaran Tiongkok. Dinasti Qing menganggap buku pengobatan Yixuerumen tidak terlalu penting.
Padahal, buku ini sudah menjadi warisan kekayaan Tiongkok dan dibuat oleh para ahli pengobatan tradisional Tiongkok selama lebih dari 500 tahun. Malahan buku ini dipuji dan dihargai oleh para praktisi pengobatan tradisional Korea.
Pembentukan Pengobatan Tradisional Korea
Sejarah perkembangan pengobatan tradisional dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Jika pada mulanya Korea memiliki ketergantungan pada pengobatan Tiongkok.
Bisa dikatakan, ketika buku Dongui Bogam sukses dipublikasikan pengobatan tradisional Korea tidak lagi tergantung dengan pengobatan tradisional Tiongkok. Di akhir Kekaisaran Korea, rata-rata angka harapan hidup meningkat secara signifikan.
Profesor Lee berkata, “Perkembangan tanaman herbal asli Korea menjadi salah satu alasan meningkatnya angka harapan hidup orang Korea.”
Secara agresif, Korea banyak belajar dari Tiongkok pasalnya buku dan teknologi pengobatan banyak diimpor dari Tiongkok, bahkan dokter Tiongkok diundang untuk memberikan pendidikan di Korea.
Menyadari akan mahalnya mengimpor tanaman herba dan teknologi dari Tiongkok, maka di abad ke 15 Korea mengirimkan delegasinya ke Tiongkok untuk belajar bagaimana mengidentifikasi tanaman herbal.
Baca Juga: Sejarah Pengenalan Ginseng dari Kekaisaran Tiongkok dan Korea ke Barat
Baca Juga: Hwarang, 'Kesatria Berbunga' yang Mematikan Sebelum Kekaisaran Korea
Baca Juga: Naeuiwon, Cermin Sejarah Pengobatan Kekaisaran Korea Dinasti Joseon
Baca Juga: Layanan Kesehatan di Korea dari Kekaisaran Goryeo hingga Joseon
Kekaisaran Korea dinasti Joseon pada masa pemerintahan Raja Sejong saat itu menaruh sistem kesehatan sebagai prioritas yang tinggi. Para ahli kesehatan kala itu melakukan penelitian pada buku-buku pengobatan Tiongkok dan Korea, membuat basis data dan klasifikasi.
Saat invasi Jepang terjadi, kehidupan memburuk karena epidemi penyakit yang muncul akibat perang.
Studi mengenai penyakit dan metode pengobatan mengalami perubahan, para ahli kesehatan pada masa itu mencari cara metode pengobatan terbaru.
Perkembangan Pengobatan Traditional Korea Masa Kini
Korea Institute of Departement of Traditional Korean Medicine didirikan pada tahun 1994 oleh Kementerian Kesehatan setempat. Metode pengobatan saat ini mengedepankan bioteknologi.
Sudah ada puluhan ribu dokter pengobatan tradisional Korea yang lulus bersertifikat dan praktik menyebar di ribuan rumah sakit maupun klinik kesehatan. Korea berupaya tidak memiliki ketergantungan yang tinggi pada pengobatan tradisional Tiongkok.
Terbitnya buku Dongui Bogam bisa dikatakan sebagai titik balik untuk membangun sistem pengobatan yang independen, terpisah dari pengobatan tradisional Tiongkok.
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR