Bisa dikatakan, ketika buku Dongui Bogam sukses dipublikasikan pengobatan tradisional Korea tidak lagi tergantung dengan pengobatan tradisional Tiongkok. Di akhir Kekaisaran Korea, rata-rata angka harapan hidup meningkat secara signifikan.
Profesor Lee berkata, “Perkembangan tanaman herbal asli Korea menjadi salah satu alasan meningkatnya angka harapan hidup orang Korea.”
Secara agresif, Korea banyak belajar dari Tiongkok pasalnya buku dan teknologi pengobatan banyak diimpor dari Tiongkok, bahkan dokter Tiongkok diundang untuk memberikan pendidikan di Korea.
Menyadari akan mahalnya mengimpor tanaman herba dan teknologi dari Tiongkok, maka di abad ke 15 Korea mengirimkan delegasinya ke Tiongkok untuk belajar bagaimana mengidentifikasi tanaman herbal.
Baca Juga: Sejarah Pengenalan Ginseng dari Kekaisaran Tiongkok dan Korea ke Barat
Baca Juga: Hwarang, 'Kesatria Berbunga' yang Mematikan Sebelum Kekaisaran Korea
Baca Juga: Naeuiwon, Cermin Sejarah Pengobatan Kekaisaran Korea Dinasti Joseon
Baca Juga: Layanan Kesehatan di Korea dari Kekaisaran Goryeo hingga Joseon
Kekaisaran Korea dinasti Joseon pada masa pemerintahan Raja Sejong saat itu menaruh sistem kesehatan sebagai prioritas yang tinggi. Para ahli kesehatan kala itu melakukan penelitian pada buku-buku pengobatan Tiongkok dan Korea, membuat basis data dan klasifikasi.
Saat invasi Jepang terjadi, kehidupan memburuk karena epidemi penyakit yang muncul akibat perang.
Studi mengenai penyakit dan metode pengobatan mengalami perubahan, para ahli kesehatan pada masa itu mencari cara metode pengobatan terbaru.
Perkembangan Pengobatan Traditional Korea Masa Kini
Korea Institute of Departement of Traditional Korean Medicine didirikan pada tahun 1994 oleh Kementerian Kesehatan setempat. Metode pengobatan saat ini mengedepankan bioteknologi.
Sudah ada puluhan ribu dokter pengobatan tradisional Korea yang lulus bersertifikat dan praktik menyebar di ribuan rumah sakit maupun klinik kesehatan. Korea berupaya tidak memiliki ketergantungan yang tinggi pada pengobatan tradisional Tiongkok.
Terbitnya buku Dongui Bogam bisa dikatakan sebagai titik balik untuk membangun sistem pengobatan yang independen, terpisah dari pengobatan tradisional Tiongkok.
Penulis | : | Cicilia Nony Ayuningsih Bratajaya |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR