"Kami tahu kira-kira berapa umur cincin itu, tapi itu tidak menyelesaikan masalah kami yang lain," kata Kempf. "Kami masih belum tahu bagaimana cincin ini terbentuk pada awalnya."
Para peneliti telah terpikat oleh cincin yang tampaknya tembus pandang ini selama lebih dari 400 tahun. Pada tahun 1610, astronom Italia Galileo Galilei pertama kali mengamati cincin itu melalui teleskop, meskipun dia tidak tahu apakah itu. (Gambar asli Galileo membuat cincin-cincin itu terlihat seperti pegangan pada kendi air).
Pada tahun 1800-an, Maxwell, seorang ilmuwan dari Skotlandia, menyimpulkan bahwa cincin Saturnus tidak mungkin padat, melainkan terdiri dari banyak bagian individu.
Saat ini, para ilmuwan mengetahui bahwa Saturnus memiliki tujuh cincin yang terdiri dari bongkahan es yang tak terhitung jumlahnya, kebanyakan tidak lebih besar dari sebuah batu besar di Bumi. Secara keseluruhan, es ini beratnya sekitar setengah berat bulan Saturnus Mimas dan membentang hampir 282.000 km dari permukaan planet.
Kempf menambahkan bahwa selama sebagian besar abad ke-20, para ilmuwan berasumsi bahwa cincin tersebut kemungkinan besar terbentuk pada waktu yang sama dengan Saturnus.
Namun gagasan itu menimbulkan beberapa masalah, yakni, cincin Saturnus berkilau bersih. Pengamatan menunjukkan bahwa fitur ini terdiri dari sekitar 98% es air murni berdasarkan volume, dengan hanya sejumlah kecil materi batuan.
“Hampir tidak mungkin untuk mendapatkan sesuatu yang begitu bersih,” kata Kempf.
Cassini menawarkan kesempatan untuk menetapkan usia pasti pada cincin Saturnus. Pesawat ruang angkasa ini pertama kali tiba di Saturnus pada tahun 2004 dan mengumpulkan data hingga sengaja menabrak atmosfer planet pada tahun 2017. Cosmic Dust Analyzer, yang berbentuk seperti ember, mengambil partikel-partikel kecil saat mereka melintas.
Insinyur dan ilmuwan di LASP merancang dan membangun penganalisa debu yang jauh lebih canggih untuk misi Europa Clipper NASA yang akan datang, yang dijadwalkan diluncurkan pada tahun 2024.
Tim memperkirakan bahwa kotoran antarplanet ini akan menyumbang jauh lebih sedikit dari satu gram debu ke setiap 0,3 meter persegi cincin Saturnus setiap tahun. Sedikit percikan, tetapi cukup untuk bertambah seiring waktu. Studi sebelumnya juga menunjukkan bahwa cincin itu mungkin masih muda tetapi tidak termasuk ukuran akumulasi debu yang pasti.
Cincin itu mungkin sudah menghilang. Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan NASA melaporkan bahwa es perlahan menghujani planet ini dan bisa hilang seluruhnya dalam 100 juta tahun lagi.
Bagaimana cincin itu muncul? Beberapa ilmuwan, misalnya, berpendapat bahwa cincin Saturnus mungkin terbentuk ketika gravitasi planet merobek salah satu bulannya.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR