Romawi rupanya tidak dapat menghapus Kartago dari sejarah seperti yang diharapkannya. Situs kuno Kartago dideklarasikan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979. Berada di puncak Bukit Byrsa, reruntuhan kota kuno ini menghadap ke pelabuhan Punisia yang menumbuhkan kekuatan kota.
Di sini pengunjung dapat menjelajahi Byrsa Acropolis yang pernah berkembang pesat di masa lalu. Situs sarat sejarah itu memiliki museum, pekuburan, dan beberapa rumah Kartago yang sangat terpelihara.
“Rumah-rumah itu—tepat sebelum penghancuran Kartago—terpelihara dengan sempurna. Bagian dari Bukit Byrsa itu adalah sesuatu yang pasti harus Anda kunjungi,” kata arkeolog Stefano Cespa. Bersama German Archaeological Institute di Roma, Cespa menghabiskan dekade terakhir menggali situs Kartago.
Upaya pembangunan kembali situs ini sekaligus akan merenovasi Museum Nasional Kartago. “Pembangunan tersebut akan menghubungkan ruang pameran museum ke alam bebas dan pemandangan Kartago,” kata Gabriela Carillo, seorang arsitek proyek tersebut. Aspek renovasi lainnya akan membahas lanskap situs, aksesibilitas, dan masalah lingkungan.
Museum yang menampilkan sejarah Kartago, musuh terbesar Romawi, itu diperkirakan akan dibuka kembali pada Juni 2026
Dari kompleks di Bukit Byrsa, pengunjung dapat turun untuk menjelajahi pelabuhan berbentuk bulan sabit. Dalam sejarah, pelabuuhan itu pernah melayani armada angkatan laut Kartago yang mengesankan.
Miles menambahkan bahwa pelabuhan tersebut mungkin memainkan peran langsung dalam kehancuran kota. Pasalnya, armada militer yang pernah berlabuh di sana melanggar perjanjian antara Republik Romawi dan Kartago.
Saat ini, pelabuhan itu hanya digunakan oleh perahu nelayan. Ada jalan setapak kecil mengelilingi pinggirannya. Di ujung jalan terdapat Tophet of Salammbo, itu adalah sebuah permakaman. Menurut Cespa, hewan dan anak-anak yang digunakan untuk ritual pengurbanan dimakamkan di sana.
Namun, Cespa menambahkan bahwa rumor tersebut mungkin disebarkan oleh orang Romawi dan Yunani.
Hingga saat ini, lebih dari 20.000 guci yang terkubur di bawah lempengan batu telah ditemukan di sini. Itu menjadikannya salah satu kuburan terbesar dari periode Fenisia.
Peninggalan dari pemerintahan Republik Romawi atas Kartago juga dapat dilihat di atas bukit dan di sekitar kota. The Baths of Antoninus adalah kompleks reruntuhan yang berdiri di samping istana kepresidenan Tunisia.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR