Nationalgeographic.co.id—Pada tahun 1972, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 5 Juni sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia (WED - World Environment Day).
Sejarah Hari Lingkungan Hidup Sedunia sendiri melalui proses yang tidak cepat. Perayaan pertama, di bawah slogan “Only One Earth” terjadi pada tahun 1973. Pada tahun-tahun berikutnya, perayaan ini mulai berkembang sebagai platform untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap lingkungan.
Seperti yang kita ketahui, masalah yang dihadapi lingkungan kita seperti polusi udara, polusi plastik, perdagangan satwa liar ilegal, kenaikan permukaan laut, bahkan kini mulai berdampak juga perubahan iklim dan ketahanan pangan, merupakan masalah yang harus kita hadapi bersama.
Selain itu, peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia juga membantu mendorong perubahan pola konsumsi dan kebijakan lingkungan nasional dan internasional. Terutama berawal dari hal mudah yang perlu menjadi kebiasaan bersama, yaitu membuang sampah pada tempatnya.
Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2023 kali ini memiliki tema yang tidak jauh dari sampah: Solusi Polusi Plastik.
Lagi-lagi, kita tertampar oleh keberadaan sampah polusi plastik yang kian menggila di berbagai tempat. Dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia kali ini menjadi sorotan penting untuk mencari bagaimana solusi yang dapat dilakukan terhadap sampah plastik tersebut.
Tahun ini menandai peringatan 50 tahun Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang akan berfokus pada solusi polusi plastik, dengan menggunakan tagar dan slogan #BeatPlasticPollution.
Lebih dari 430 juta ton plastik diproduksi setiap tahun di seluruh dunia, setengahnya dirancang untuk digunakan hanya sekali. Dari jumlah itu, kurang dari 10 persen didaur ulang. Diperkirakan 19-23 juta ton berakhir di danau, sungai, dan laut setiap tahunnya.
Mikroplastik atau partikel plastik kecil berdiameter hingga 5 mm dapat masuk ke dalam makanan, air, dan udara. Diperkirakan bahwa setiap orang di planet ini mengonsumsi lebih dari 50.000 partikel plastik per tahunnya - dan lebih banyak lagi jika memperhitungkan hasil yang didapat dari proses penghirupan.
Plastik sekali pakai yang dibuang atau dibakar membahayakan kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati serta mencemari setiap ekosistem dari puncak gunung hingga dasar laut.
“Kita tidak bisa memutar balik waktu. Tapi kita bisa menanam pohon, menghijaukan kota kita, menghijaukan kembali kebun kita, mengubah pola makan kita dan membersihkan sungai dan pantai,” kata para ilmuwan di situs web Perserikatan Bangsa-Bangsa. “Kita adalah generasi yang bisa berdamai dengan alam. Ayo aktif, jangan cemas. Mari kita berani, bukan pemalu.”
“Momok polusi plastik adalah ancaman nyata yang berdampak pada setiap komunitas," kata Jean-Luc Assi, Menteri Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan Pantai Gading yang kini menjadi tuan rumah Hari Lingkungan Hidup Sedunia. "Kami bangga memperjuangkan beragam perawatan untuk pandemi plastik."
“Polusi plastik dan dampaknya yang merugikan bagi kesehatan, ekonomi, dan lingkungan tidak dapat diabaikan. Tindakan mendesak diperlukan. Pada saat yang sama, kami membutuhkan solusi yang benar, efektif, dan kuat,” kata Vivianne Heijnen, Menteri Lingkungan Hidup Belanda. “Sebagai bagian dari beberapa kebijakan yang ditujukan untuk plastik, Belanda dan masyarakat Eropa pada umumnya berkomitmen penuh untuk mengurangi produksi dan konsumsi plastik sekali pakai, yang dapat dan harus diganti dengan alternatif yang tahan lama dan berkelanjutan.”
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya Bakar juga tak kalah memberikan seruan pada kita semua, "Melalui peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023 ini, saya menyerukan semua stakeholders untuk bersama-sama menemukan dan memperjuangkan solusi untuk polusi plastik," tegasnya dalam pernyataannya yang dikutip di Jakarta, Senin (5/6).
Dengan ilmu pengetahuan dan solusi yang tersedia untuk mengatasi masalah ini, pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lainnya harus meningkatkan dan mempercepat tindakan untuk mengatasi krisis ini. Hal ini menggarisbawahi pentingnya Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini dalam memobilisasi aksi transformatif dari seluruh penjuru dunia.
Sebuah resolusi diadopsi pada tahun 2022 di Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum tentang pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut, dengan ambisi untuk menyelesaikan negosiasi pada akhir tahun 2024.
Pertemuan kedua Komite Perundingan Antarpemerintah (INC -2) akan diadakan di Paris pada akhir Mei 2023. Instrumen ini didasarkan pada pendekatan komprehensif yang membahas siklus hidup penuh plastik.
Mari selamatkan bumi dari sampah plastik, selamatkan lingkungan kita!
Source | : | Unep.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR