Nationalgeographic.co.id—Bushido adalah kode etik samurai di Kekaisaran Jepang. Kode etik ini mungkin mulai diterapkan sejak abad kedelapan hingga zaman modern.
Bushido dianut oleh samurai Kekaisaran Jepang dan pendahulu mereka di era Jepang feodal. Prinsip-prinsip bushido menekankan kehormatan, keberanian, keterampilan dalam seni bela diri, dan kesetiaan kepada master prajurit (daimyo) di atas segalanya. Ini agak mirip dengan kode etik kesatria di Eropa feodal.
Ada banyak cerita rakyat yang mencontohkan bushido. Salah satu yang terkenal adalah kisah tentang 47 Ronin yang membalas dendam atas kematian tuannya.
Apa itu bushido?
Daftar kebajikan yang dikodekan dalam bushido termasuk berhemat, kebenaran, keberanian, kebajikan, rasa hormat, ketulusan, kehormatan, kesetiaan, dan pengendalian diri. Namun, struktur spesifik bushido bervariasi dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat lain di Kekaisaran Jepang.
Bushido adalah sistem etika dan bukan sistem kepercayaan agama.
Samurai yang ideal seharusnya kebal dari rasa takut akan kematian. “Hanya rasa takut akan aib dan kesetiaan kepada daimyo-nya yang memotivasi samurai sejati,” tulis Kallie Szczepanski di laman Thoughtco.
Jika seorang samurai merasa bahwa dia akan atau telah kehilangan kehormatannya, dia dapat memperoleh kembali posisinya dengan melakukan ritual bunuh diri. Ritual ini dikenal dengan sebutan seppuku. Semua itu diatur dalam bushido.
Jika kaum feodal di Eropa melarang bunuh diri, maka lain halnya dengan di Kekaisaran Jepang. Bagi orang Jepang, khususnya samurai, bunuh diri atau seppuku adalah tindakan keberanian tertinggi.
Seorang samurai yang melakukan seppuku akan mendapatkan kembali kehormatannya. Selain itu, dia juga akan mendapatkan gengsi karena keberaniannya menghadapi kematian dengan tenang. Hal ini menjadi batu ujian budaya di Kekaisaran Jepang. Bahkan, wanita dan anak-anak dari kelas samurai juga diharapkan menghadapi kematian dengan tenang jika terjebak dalam pertempuran atau pengepungan.
Sejarah bushido di Kekaisaran Jepang
Bagaimana sistem yang luar biasa ini muncul? Pada awal abad kedelapan, orang-orang militer menulis buku tentang penggunaan dan kesempurnaan pedang. “Mereka juga menciptakan cita-cita penyair-pejuang, yang berani, terpelajar, dan setia,” Szczepanski menambahkan.
Source | : | thought.co |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR