Semut yang merawat kemudian dapat memutuskan bagaimana mengatur perawatan kesehatan mereka di antara dua teman sarang koloni. Setelah pengamatan perilaku yang cermat, Barbara Casillas, mahasiswa PhD sebelumnya di kelompok Cremer, mendeteksi fenomena menarik dalam pola dandanan semut.
Semut lebih suka menargetkan individu yang membawa jumlah spora tertinggi, yaitu individu yang mewakili risiko penyakit terbesar bagi koloni. "Semut biasanya memilih yang memiliki muatan spora tertinggi saat ini, meskipun muatan spora terus berubah karena perawatan itu sendiri," jelas Cremer. "Hal ini memungkinkan semut untuk secara dinamis bereaksi terhadap perubahan ancaman penyakit."
Namun, pendekatan eksperimental memiliki batasnya. Para ilmuwan dapat mengamati apa yang dilakukan semut tetapi tidak dapat menguraikan mengapa mereka melakukannya. Pengambilan keputusan individu yang membentuk perilaku kelompok tetap menjadi kotak hitam.
Matematikawan Katarína Bołová, asisten profesor di Universitas Comenius dan Gasper Tkačik, fisikawan teoretis di ISTA, bersama-sama menjawab tantangan tersebut.
Bersama-sama, tim mengungkap informasi mana yang digunakan semut dalam keputusan mereka tentang kapan harus melakukan perawatan dan siapa yang menjadi sasaran.
Boďová menjelaskan, "Semut mengikuti 'aturan praktis' yang sederhana: Saat mereka bertemu dengan semut lain dengan banyak spora, mereka cenderung akan merawat semut ini." Ini berarti bahwa semut tidak perlu mengingat muatan spora dari semua anggota koloni, tetapi hanya dapat mengandalkan informasi yang mereka kumpulkan dari kontak dengan semut di sekitar mereka.
Semut dapat bereaksi terhadap perbedaan minimal muatan spora, tetapi membuat keputusan yang lebih akurat jika perbedaannya lebih tinggi.
"Kami masih belum tahu bagaimana semut merasakan perbedaan muatan spora. Mungkin semut yang lebih menular memiliki aroma jamur yang lebih kuat," hipotesis Cremer. Publikasi kelompok baru-baru ini menunjukkan bahwa ergosterol—senyawa membran penting yang dimiliki semua jamur—bisa jadi merupakan isyarat yang mungkin untuk deteksi jamur.
Pendekatan teoretis juga mengungkapkan bahwa faktor penting lain yang relevan dengan aktivitas perawatan semut adalah kepekaan semut terhadap isyarat sosial yang diberikan oleh teman sarangnya.
Cremer menjelaskannya sebagai umpan balik sosial yang mencegah individu yang sangat menular untuk merawat individu lain dan dengan demikian membatasi risiko penyebaran penyakit selama pengasuhan.
Lebih dari sekadar observasi menarik tentang perilaku semut di dunia hewan, publikasi ini berupaya memahami pengambilan keputusan individu di dalam koloni.
Source | : | Eurekalert |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR