Nationalgeographic.co.id—Hasil penelitian terbaru di dunia hewan menemukan ancaman baru terhadap jerapah Masai (Giraffa camelopardalis tippelskirchi) di Afrika yang terancam punah. Karena populasi yang semakin kecil, risiko terjadinya kawin sedarah semakin besar dan mengancam masa depan jerapah Masai.
Temuan baru tersebut telah dijelaskan di jurnal Ecology and Evolution dengan judul "Genetic evidence of population subdivision among Masai giraffes separated by the Gregory Rift Valley in Tanzania."
Dijelaskan, jerapah Masai saat ini terancam punah. Jumlah jerapa Masai berkurang hampir setengahnya dalam 30 tahun terakhir karena perburuan dan hilangnya habitat.
Jerapah Masai telah mengalami penurunan populasi dari 70.000 menjadi 35.000 dalam tiga dekade terakhir dan dinyatakan sebagai subspesies yang terancam punah oleh IUCN pada tahun 2019.
Menurut hasil penelitian ini, hewan yang menjulang tinggi ini mungkin telah menghadapi ancaman baru bagi masa depan mereka. Satwa itu melakukan kawin sedarah karena populasi yang semakin sempit.
Para peneliti menemukan bahwa jerapah Masai sub-spesies asli Kenya dan Tanzania—terbagi menjadi dua populasi terpisah yang belum pernah berkembang biak satu sama lain selama ribuan tahun.
Temuan baru ini menekankan bahaya potensial bagi jerapah ini dari kawin sedarah. Para peneliti menyarankan konservasionis mungkin perlu menemukan cara baru untuk membantu mengatasi penurunan jerapah Masai.
"Lima puluh tahun dari sekarang, apakah akan ada jerapah Masai? Saya tidak tahu. Saya pikir itu proposisi 50/50," kata Douglas Cavener, ahli genetika di Penn State dan penulis makalah baru-baru ini, kepada Live Science.
Habitat jerapah Masai terbelah menjadi dua oleh tepi barat Celah Afrika Timur. Celah tersebut merupakan fitur tektonik besar yang membentang dari Yordania hingga Mozambik.
Celah Afrika Timur adalah tempat sabana datar di sekitar Taman Nasional Tarangire yang bertemu dengan tebing hampir vertikal yang menjangkau hingga ke daerah ketinggian.
Wilayah tersebut merupakan rumah bagi cagar alam yang terkenal di dunia seperti Serengeti dan Ngorongoro.
Jerapah adalah "pemanjat yang sangat buruk," kata Cavener, jadi menurutnya jerapah Masai di kedua sisi tebing ini mungkin tidak akan menyeberang dan kawin satu sama lain.
Source | : | Live Science,Ecology and Evolution |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR