Paus ingin melindungi situs-situs penting seperti makam Yesus Kristus, Makam Suci di Yerusalem. Orang Kristen yang tinggal di sana atau berkunjung untuk berziarah juga membutuhkan perlindungan.
Selain itu, ada manfaat tambahan yang sangat penting. Perang salib akan meningkatkan prestise kepausan, karena memimpin pasukan gabungan barat, dan mengkonsolidasikan posisinya di Italia.
Untuk alasan terakhir, dianggap penting setelah kepausan mengalami ancaman serius dari Kaisar Romawi di abad sebelumnya. Kaisar Romawi saat itu bahkan memaksa paus untuk pindah dari Roma.
Urbanus II juga berharap untuk menyatukan gereja Kristen Katolik di Barat dan Kristen Ortodoks di Timur. Kemudian menjadikan dengan dirinya sebagai pemimpin di atas Patriark Konstantinopel.
Kedua gereja tersebut telah terpecah sejak tahun 1054 karena perbedaan pendapat tentang doktrin dan praktik liturgi.
Jika ada yang mengkritisi seruan tersebut, kampanye kekerasan dapat dibenarkan dengan merujuk pada bagian-bagian tertentu dari Alkitab.
Seruan Paus menekankan bahwa ini adalah perjuangan untuk pembebasan, bukan penyerangan, dan bahwa tujuannya adalah tujuan yang adil dan benar.
Pada tanggal 27 November 1095, Urbanus II menyerukan perang salib dalam pidatonya di Dewan Clermont, Prancis.
Pesannya, yang dikenal sebagai Indulgensi dan ditujukan khusus untuk para ksatria, keras dan jelas. "Mereka yang membela kaum Kristen akan memulai ziarah, semua dosa mereka akan dihapuskan, dan jiwa mereka akan menuai pahala yang tak terhitung di kehidupan selanjutnya."
Urbanus II kemudian memulai tur khotbah di Prancis selama 1095-6 untuk merekrut tentara salib, di mana pesannya dibumbui dengan cerita yang dilebih-lebihkan tentang bagaimana.
Pesannya saat itu adalah "monumen Kristen dinodai dan umat Kristen dianiaya dan disiksa tanpa hukuman."
Sanggup Serap Ratusan Juta Ton CO2, Terobosan Ini Diklaim Cocok Diterapkan di Indonesia
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR