Pada masanya, otopsi dan operasi dilakukan di depan umum dan pembukaan ini hanyalah acara medis publik lainnya.
Tidak lama setelah itu, bahkan kepura-puraan penelitian medis pun hilang. Sekarang mumi bukan lagi obat tetapi mendebarkan.
Pembawa acara makan malam yang bisa menghibur penonton sambil membuka bungkus mumi, sebenarnya cukup kaya untuk memiliki mumi yang asli.
Kegembiraan melihat daging dan tulang kering muncul saat perban terlepas membuat orang berbondong-bondong membuka bungkusnya, baik di rumah pribadi atau teater masyarakat terpelajar. Minuman keras berarti audiensi keras dan menghargai.
Kutukan mumi Mesir
Pesta pembukaan mumi berakhir saat abad ke-20 dimulai. Kegembiraan yang mengerikan tampak tidak enak dan kehancuran peninggalan arkeologis yang tak terelakkan tampak disesali.
Penemuan makam Tutankhamen kemudian memicu kegemaran yang berbentuk desain art deco dalam segala hal. Kegemaran itu mulai dari motif pintu di Gedung Chrysler hingga bentuk jam yang dirancang oleh Cartier.
Namun, kematian mendadak Lord Carnarvon pada tahun 1923, sponsor dari ekspedisi Tutankhamen, adalah dari penyebab alami tetapi segera dikaitkan dengan takhayul baru "kutukan mumi".
Pada tahun 2016 Egyptologist John J. Johnston menjadi tuan rumah pembukaan mumi publik pertama sejak 1908.
Bagian seni, bagian sains, dan bagian pertunjukan, Johnston menciptakan rekreasi yang imersif tentang bagaimana rasanya hadir di pembukaan bungkusan mumi bergaya Victoria.
Itu serasa mungkin, dengan segala sesuatu mulai dari Bangles "Walk Like an Egyptian" yang diputar di pengeras suara hingga peserta yang hadir dengan gin (minuman beralkohol) langsung.
Mumi itu hanya seorang aktor yang dibalut perban, tetapi acara itu merupakan campuran sensorik yang memabukkan. Fakta yang terjadi di Rumah Sakit St. Bart di London adalah pengingat modern bahwa mumi melintasi banyak bidang pengalaman dari medis hingga mengerikan.
Saat ini, pasar gelap penyelundupan barang antik, termasuk mumi—bernilai sekitar US$3 miliar.
Tidak ada arkeolog serius yang akan membuka bungkus mumi dan tidak ada dokter yang menyarankan untuk memakannya. Namun daya tarik mumi tetap kuat. Mereka masih dijual, masih dieksploitasi, dan masih menjadi komoditas.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR