Keunikan Pinanga subterranea
Sebagian besar tanaman berbunga (angiospermae) telah berevolusi untuk mengembangkan bunga dan buahnya di atas tanah, yang membantu memfasilitasi penyerbukan dan penyebaran biji. Namun ada sebagian kecil tanaman yang telah berevolusi menjadi bunga dan buah di bawah tanah—proses yang masing-masing dikenal sebagai geoflory dan geocarpy.
Fenomena geoflory and geocarpy ini telah diamati pada setidaknya 171 spesies di 89 genera dan 33 famili tanaman. Kacang, misalnya, berbunga di atas tanah, tetapi buahnya berkembang di bawah tanah.
Namun, berbuah dan berbunga secara eksklusif di bawah tanah adalah fenomena yang sangat langka. Menurut sepengetahuan para peneliti, hal itu hanya pernah diamati pada genus anggrek kecil Rhizanthella.
Perilaku yang tidak biasa ini membingungkan para ilmuwan karena tampaknya menghalangi kemampuan tanaman untuk berhasil menyerbuki dan menyebarkan benih, dan belum pernah diamati sebelumnya dalam keluarga palem. Dengan deskripsi P. subterranea sebagai ilmu baru, para peneliti berharap ini dapat menarik minat peneliti lain yang dapat membantu mengungkap beberapa misteri seputar spesies yang tidak biasa ini.
William Baker, Senior Research Leader—Tree of Life di RBG Kew, berkata, "Saya telah mempelajari palem selama 30 tahun dan takjub melihat bagaimana mereka terus mengejutkan kita."
"Penemuan tak terduga ini menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Apa yang menyerbuki pohon palem itu? Bagaimana penyerbuk menemukan bunga di bawah tanah? Bagaimana fenomena ini berevolusi dan apa yang akan mengejutkan kita selanjutnya dengan pohon palem?"
Dalam kasus Pinanga subterranea, contoh ganda geocarpy dan geoflory semakin membingungkan karena tanaman dalam genus Pinanga biasanya diserbuki oleh serangga seperti lebah dan kumbang, yang tidak dapat bergerak dengan mudah di bawah tanah seperti di atas.
Namun, terlepas dari keanehan ini, para ilmuwan telah mengamati sejumlah besar benih dan buah yang ditanam oleh Pinanga subterranea, yang menunjukkan mekanisme penyerbukan yang berhasil. Tim peneliti studi belum memecahkan misteri ini sehingga akan membutuhkan studi lebih lanjut tentang proses yang terjadi di dalam tanah.
Namun, para peneliti lebih berhasil dalam mencari tahu bagaimana benih tanaman itu tersebar di hutan hujan. Pengamatan telah mengungkapkan bahwa buah dari spesies palem langka itu digali dan dikonsumsi oleh babi berjanggut (Sus barbatus).
Meskipun buahnya tampaknya tidak memiliki aroma yang berbeda di hidung manusia, indra penciuman babi yang jauh lebih halus dapat membantu mereka dalam berburu makanan. Sama seperti babi yang digunakan untuk berburu truffle.
Benih dari buah yang dikonsumsi babi itu kemudian disebarkan di seantero hutan dalam kotoran babi. Para peneliti telah berhasil membudidayakan benih yang dikumpulkan dari kotoran babi itu, yang telah tumbuh dengan baik di Arboretum Sylva Untan di Indonesia sebagai koleksi tanaman hidup ex-situ.
Benedikt Kuhnhäuser menambahkan, "Mengidentifikasi Pinanga subterranea sebagai sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan tidak akan mungkin terjadi tanpa referensi ekstensif koleksi palem di lembaga botani di Indonesia, Malaysia dan di Kew, serta keahlian selama puluhan tahun dalam tim kami dalam mengumpulkan dan mengidentifikasi palem."
"Penelitian ini adalah pengingat bahwa kita perlu terus berinvestasi dalam koleksi taksonomi dan ahli tanaman generasi berikutnya untuk memungkinkan penemuan serupa yang mencengangkan di masa depan. Masih banyak yang harus ditemukan tentang dunia alami kita yang semakin terancam."
Source | : | phys.org |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR