“Pada kisah di mitologi Yunani, Daedalus tidak disukai Raja Minos,” tulis Mark Cartwright di laman World History Encyclopedia. Ini disebabkan karena banteng yang ia ciptakan untuk istri sang raja.
Maka, Daedalus dan putranya Icarus terpaksa melarikan diri untuk menyelamatkan hidup mereka. Agar bisa kabur, Daedalus membuat sayap sehingga keduanya bisa terbang dengan mudah dari raja yang murka.
Daedalus mengajarkan putranya mengenai cara menggunakan sayap. Agar sayapnya dapat berfungsi dengan baik, Icarus tidak boleh terbang terlalu dekat ke laut.
Kelembapan laut bisa membuat bulunya terlalu berat dan tidak berfungsi. Icarus juga tidak boleh terbang terlalu tinggi atau panas matahari juga akan merusak sayapnya.
Icarus muda, sayangnya, tidak mengindahkan nasihat ayahnya. Karena terlalu bersemangat dan memaksakan diri, ia terbang terlalu dekat dengan matahari. Panasnya matahari pun melelehkan lilin yang melekatkan sayap ke lengannya.
Akibatnya, dia jatuh ke laut dan tenggelam. Kisah Icarus dalam mitologi Yunani mengajarkan akan kebodohan ambisi yang berlebihan.
Tragedi jatuhnya Icarus diperingati dengan menamai bentangan perairan di daerah itu sebagai Laut Icaria. Ketika Hercules menyeret tubuh yang terdampar itu ke sebuah pulau, dia menamai tempat itu Icaria untuk menghormati pemuda yang tewas. Pulau itu masih menyandang namanya hingga sekarang dan terletak tepat di barat daya Samos.
Daedalus di Sisilia
Sementara itu, Daedalus berhasil sampai ke Sisilia dengan selamat. Di sana dia dirawat oleh Raja Cocalus.
Sebagai rasa terima kasih kepada Hercules, Daedalus memahat patung pahlawan. Patung itu sangat indah seperti hidup. Sayangnya, patung itu tidak bertahan lama. Ketika menemukannya, Hercules menganggapnya sebagai musuh dan menghancurkannya berkeping-keping.
Pada saat yang sama, Raja Minos tidak hanya membiarkan arsiteknya yang berbakat melarikan diri tanpa hukuman. Ia pun benar-benar mengejarnya sampai ke Sisilia.
Namun putri-putri Cocalus merebus Minos hidup-hidup di pemandian uap sebelum ia berhasil melaksanakan rencananya.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR