Nationalgeographic.co.id—Angkatan Udara, pada awalnya, merupakan korps di Angkatan Laut dalam sejarah militer. Konsep ini pun diterapkan di berbagai negara yang telah mengenal pesawat sebagai armada perang, termasuk Kekaisaran Jepang saat menggempur Pearl Harbor, Hawaii tanggal 7 Desember 1941.
Setelah Wright bersaudara berhasil mengudara dengan pesawat perdananya di tahun 1903, para pelaut melihat kemungkinan teknologi itu bisa digunakan dalam pertempuran di laut.
Angkatan Laut Amerika Serikat yang pertama kali menerbangkan pesawat dari kapal di tahun 1910. Pesawatnya pun masih sederhana, seperti generasi pertama yang lebih banyak kerangka dan terbuka. Penerbangnya adalah Eugene Ely yang melepaslandaskan pesawat dari kapal USS Birmingham di Hampton Road, Virginia, AS.
Pada saat ini, pesawat sudah mulai digunakan pada operasi militer tetapi bukan untuk menyerang. Saat Perang Dunia I meletus, pesawat terbang jenis amfibi dengan kapal induk untuk lepas landas, digunakan untuk mengintai armada musuh.
Pertempuran udara yang dikenal sebagai pertarungan eksperimental terjadi pada Juni 1915 dalam sejarah Perang Dunia I. Saat itu, Jerman telah mengembangkan zeppelin yang dapat mengebom Antwerpen, Belgia.
Inggris segera menerbangkan pesawat tempur Morane-Saulnier L yang lepas landas 6 Juni. Pesawat bermuatan enam bom itu dipiloti oleh Reginald Warneford dari Royal Naval Air Service. Dengan ini, Inggris menjadi salah satu negara yang pertama kali membuat Angkatan Udara sejak 1914.
Warneford menyerang zeppelin LZ 37 Jerman dengan tembakan senapan mesin untuk menyerang. Posisinya berada di atas zeppelin itu, dan siap menjatuhkan bom. Akan tetapi, ledakan menyebabkan pesawat Warneford rusak, memaksanya mendarat di belakang garis musuh. Setelah ia perbaiki sendiri, langsung lepas landas untuk kembali ke markas.
Selain Inggris, AS juga melakukan penyerangan pertamanya dengan pesawat yang dilengkapi torpedo pada Agustus 1915. Armada angkatan laut AS, lewat Komandan Penerbangan Charles Edmonds menenggelamkan sebuah kapal pengangkut Turki.
Pesawat yang digunakannya adalah pesawat amfibi Shorts yang mencetak sejarah, membuka wawasan baru bahwa pesawat bisa dipakai untuk menyerang. Maka, perkembangan berikutnya adalah memodifikasi kapal agar bisa memuat pesawat terbang lebih banyak.
Tujuannya jelas, tidak hanya untuk memperbanyak pesawat pengintai, tetapi juga menghancurkan musuh. Walau kapal laut sudah disesuaikan agar bisa memuat lebih banyak pesawat tempur dan bisa lepas landas, masih ada kendala. Ketika mendarat, pesawat harus mendarat di atas air atau pantai.
2 Agustus 1917, HMS Furious AL Inggris berhasil menjadi pertama sebagai kapal laut yang dapat menjadi tempat mendarat pesawat tempur. Pesawat itu adalah jenis pemburu Sopwith Pup yang menjadi andalan berbagai operasi ambisius berikutnya.
Di tahun berikutnya, menjadi kapal induk pertama dengan geladak lepas landas pesawat tempur yang tidak memiliki penghalang. Kapal itu adalah HMS Argus yang menjadi contoh desain kapal induk berikutnya.
Gaya bertempur baru dari Kekaisaran Jepang
Negara-negara dengan teknologi maju tidak mau ketinggalan, termasuk Kekaisaran Jepang. Perusahaan yang gencar membangun pesawat tempur adalah Mitsubishi sejak 1920an. Salah satu insinyurnya adalah Jiro Horikoshi yang pernah mendapat beasiswa untuk mempelajari pesawat di Inggris dan Jerman.
Singkatnya, Kekaisaran Jepang berhasil meluncurkan kapal induk pertamanya di tahun 1921. Hanya saja, Kekaisaran Jepang dihalangi secara peraturan hukum soal kapasitas kapal induknya, agar tidak memiliki kapal induk dengan jumlah yang memadai untuk menghadapi kekuatan AS dan Eropa di Pasifik.
Panglima perang Isoroku Yamamoto, sebagai orang dengan latar belakang AL dan mengabdi di korps udara, berusaha keras menghadap tantangan ini. Dia pun mengembangkan inovasi bagi AL agar tidak bergantung pada kapal, melainkan pesawat tempur tahun 1939.
Atas instruksi Yamamoto, Kekaisaran Jepang membangun kapal induk baru yang dapat membawa 80 pesawat terbang.
Salah satu yang dipakai adalah Mitsubishi A6M Zero, sebagai pesawat pemburu yang berpangkal di kapal induk. Ada pula pesawat bermesin tunggal pertama Kekaisaran Jepang adalah Nakajima 97 Kate. Secara otomatis, Kekaisaran Jepang dalam segi militer menyaingi Inggris dan AS.
Singkatnya, pada awal sejarah Perang Dunia II, Kekaisaran Jepang mulai menguasai beberapa koloni Inggris, Prancis, dan Belanda di Asia. Dengan semangat 'kejayaan Asia', mereka pun bergerak menguasai kepulauan di Pasifik, termasuk yang dikuasai oleh AS.
Yamamoto pun memikirkan rencana untuk menguasai Pearl Harbor, Hawaii. Pada bulan Mei 1941, serdadu udara Kekaisaran Jepang berlatih di Teluk Kagoshima di selatan Pulau Kyushu. Tempat ini sangat mirip dengan Pearl Harbor.
3 November, Operasi Hawaii dari Yamamoto pun diterima oleh pemerintah Kekaisaran Jepang. Selanjutnya, semua armada yang diperlukan untuk operasi itu segera berkumpul di Kepulauan Kuril, seperti kapal induk cepat, kapal selam, dan berbagai pesawat tempur.
Singkatnya, Kekaisaran Jepang segera menyerang Pearl Harbor pagi hari di tanggal 7 Desember 1941. Dalam waktu kurang dari dua jam, Kekaisaran Jepang telah menenggelamkan enam kapal tempur AS. Ada banyak kerusakan fasilitas militer AS di Pearl Harbor akibat serangan ini, membuat skuadron Armada Pasifik lenyap.
Lewat serangan Pearl Harbor ini, Kekaisaran Jepang telah membuka babak baru dalam seni berperang: pertempuran laut dengan pesawat tempur.
Hanya saja, pertempuran ini tidak dimanfaatkan oleh Kekaisaran Jepang untuk menguasai Hawaii dan mengusir AS dari sana. Pada akhirnya, kelak AS akan membalas dan membuat Kekaisaran Jepang bertekuk lutut di tahun 1945.
Source | : | American Scientific,Buku 'Perang yang Mengubah Sejarah' |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR