Nationalgeographic.co.id—Mitologi Yunani tentang Jason dan Argonaut telah menginspirasi para pendongeng selama berabad-abad. Bahkan, hingga saat ini kisah tersebut masih diceritakan kembali dan menjadi populer.
Salah satu sumber tertua yang mengisahkan Jason dan Argonaut adalah Arognautica. Epik tersebut ditulis oleh Apollonius dari Rhodes pada abad ketiga.
“Ini adalah puisi epik, sama seperti Iliad dan Odyssey, namun, alih-alih berfokus pada Perang Troya dan dampaknya, Argonautica mengikuti petualangan pangeran muda Jason,” tulis Bethany Williams, pada laman The Collector.
Jason dan Argonaut: Permulaan Seorang Pahlawan
Jason merupakan putra dari raja Aeson yang memerintah Iolcus, sebuah wilayah di Yunani Utara. Malang, kelahiran Jason diwarnai dengan kondisi kerajaan yang gonjang-ganjing.
Ketika Jason masih bayi, saudara tirinya yang bernama Pelias memutuskan untuk merebutkan takhta. Karena Jason masih bayi, ia belum terbukti menjadi ancaman, namun ia memiliki potensi untuk menjadi pewaris takhta.
Aeson berhasil melarikan diri bersama Jason. Sebagai langkah untuk menjamin kelangsungan hidup dan prospek Jason, Aeson menyerahkan Jason ke dalam perawatan Chiron sang centaur.
“Dalam mitologi Yunani, Chiron adalah pengasuh para pahlawan,” jelas Bethany. “Banyak pangeran muda Yunani yang diserahkan kepada Chiron pada usia muda, seperti halnya sekolah asrama kuno.”
Dalam versi lain dari cerita ini, Aeson dikurung oleh Pelias sebelum Jason lahir. Ibu Jason, Alcimede, menghindari rencana kejam Pelias dengan berpura-pura bahwa Jason belum lahir.
Alcimede berhasil menyelundupkan Jason keluar dari Iolcus dan membawa bayinya ke Chiron untuk mendapatkan perlindungan.
Tumbuh bersama Chiron
Dalam asuhan Chiron, Jason diajari prinsip-prinsip utama untuk menjadi seorang pangeran. Ini termasuk keterampilan defensif dan ofensif seperti bertarung dengan pedang, melempar lembing, dan seni perang.
Berburu dan berperang di dunia mitologi Yunani adalah sebuah cara untuk bertahan hidup. Dengan pergolakan politik di kampung halaman, penting bagi Jason untuk mempelajari ilmu tersebut dari Chiron.
Tidak melulu tentang peperangan, sebagai seorang pemuja seni, Chiron juga mengajarkan murid-muridnya cara mengapresiasi musik. Mereka diajarkan memainkan alat musik kuno yang terbuat dari senar yang ditarik kencang di atas cangkang kura-kura.
Terakhir, Bethany menjelaskan, Chiron juga mengajarkan murid-muridnya dasar-dasar pengobatan yang penting. “Dunia kuno bukanlah tempat yang aman, dan sangat bijaksana untuk mengetahui cara menangani cedera.”
Perlu diketahui, Jason bukanlah satu-satunya murid Chiron. Ia hanyalah salah satu dari sekian banyak murid Chiron, termasuk Hercules, Asclepius, dan Achilles.
Kembali ke Iolcus
Setelah dewasa, Jason memiliki rencana untuk merebut kembali tahta Iolcus. Maka tibalah saatnya Jason harus meninggalkan rumah Chiron di hutan Yunani yang indah.
Pelias, yang telah merebut tahta dari ayah Jason, sangat menguasai kota.Jason tidak tahu betapa sulitnya ia akan mendapatkan kembali kerajaannya.
Sesampainya di Iolcus, Jason tidak menerima sambutan hangat. Sebaliknya, ia justru ditantang untuk merebut takhta. “Pelias memberinya tugas yang mustahil,” kata Bethany.
Saat itu, Pelias sedang mengadakan perjamuan besar. Pelias dengan cepat mengenali Jason sebagai musuh bebuyutannya. Dengan segera, sang raja merancang sebuah rencana untuk Jason.
“Pelias menuntut Jason untuk melintasi Laut Hitam untuk mencari Bulu Emas dan membawanya kembali ke Iolcus,” terang Bethany.
Seperti yang mungkin telah Anda ketahui, Jason menerima tantangan Pelias. Ia menempuh misi tersebut bersama Argonaut, kelompok pahlawan trengginas Yunani.
Para pahlawan tersebut termasuk Hercules, Orpheus, Atalanta, Meleager, Philoctetes, dan masih banyak lagi. Bahkan Acastus, putra dari Pelias, tidak ingin tinggal diam dan bergabung dengan para kru.
Pencarian Bulu Emas
Jason bersama Argonaut berlayar dengan kapal buatan Argus yang konon mendapat bantuan dewi Athena, demikian kisah dalam mitologi Yunani. Colchis, tujuan akhir para Argonaut, sangatlah jauh. Mereka sering singgah di pulau-pulau sepanjang perjalanan.
Ketika Argonaut bersambang di Lemnos, mereka menemukan pulau itu sepi dari manusia. Aphrodite telah mengutuk pulau itu sehingga para pria menganggap para wanita menjijikkan. Hal ini menyebabkan ketegangan yang berujung pada pembantaian para pria.
Setelah kutukan itu hilang, para wanita tinggal di pulau itu tanpa pria. Ketika Argonaut berkunjung, ada gerakan besar untuk mengisi kembali pulau tersebut. Hal ini menghasilkan ras yang disebut "Minyae".
Perhentian berikutnya adalah Cyzicus, “para Argonaut mengalami masa-masa yang membingungkan di sini.” jelas Bethany.
Mereka bertemu dengan makhluk yang dijuluki “Gegeines” yang merupakan raksasa dengan enam lengan. Raksasa-raksasa ini berusaha menghancurkan kapal Argonaut, tapi Heracles berhasil mempertahankannya.
Tidak banyak yang pernah melakukan perjalanan kei Colchis, tempat Bulu Emas dikabarkan berada. Salah satu orang yang pernah melakukan perjalanan tersebut adalah Raja Phineus.
Pada suatu waktu, Jason beserta rombongannya berkunjung ke Thrace, tempat Raja Phineus tinggal. Mereka menemukan raja yang malang itu dalam kondisi yang menyedihkan.
Phineus memberi tahu Jason dan para Argonaut bahwa satu-satunya cara untuk mencapai Colchis adalah melalui sebuah lorong laut. Di lorong tersebut, ada dua batu karang yang akan menghancurkan apapun yang berada di antaranya.
Namun, singkat cerita, Jason bersama Argonaut berhasil melewati rintangan tersebut berkat bantuan Phineus.
Ketika Jason dan Argonaut tiba di Colchis, mereka bertemu Raja Aeetes yang saat itu memiliki Bulu Domba. Sang raja mengatakan bahwa ia akan memberikan Bulu Domba tersebut kepada Jason dengan beberapa syarat.
Lagi-lagi, Jason harus menghadapi ujian yang sulit. Pada awalnya Jason berkecil hati, namun Medea, seorang penyihir hebat datang untuk membantunya.
Bethany menerangkan kisah dalam mitologi Yunani itu bahwa Medea telah diberi mantra oleh Aphrodite sang dewi cinta agar tergila-gila pada Jason. “Oleh karena itu, Medea menggunakan keahliannya untuk membantu Jason mendapatkan Bulu Domba.”
Berbagai rintangan harus dihadapi Jason dan Argonaut; mengembala lembu bernapas api; mengalahkan naga yang tak pernah tidur; membunuh keluarga Aeetes; mengalahkan Sirene; menghancurkan sebuah robot kuno.
Kutukan cinta pada Medea yang kuat, membuat dirinya rela melakukan apapun demi Jason. Meskipun Jason merupakan seorang ksatria yang kuat, tanpa bantuan Medea, boleh jadi ia akan gugur dengan cepat.
Jason dengan penuh kemenangan kembali ke Iolcus dan berhasil merebut kembali tahta Iolcus. Konon, Bulu Emas memiliki sifat magis yang dapat meningkatkan mata pencaharian kota, memberikan pertumbuhan tanaman yang lebih besar, dan tolak bala.
Kisah Tragis Jason dan Medea
Setelah berhasil merebut takhta, kehidupan Jason tidak serta merta menjadi indah. Kisah ini bermula ketika Medea menggunakan tipu muslihat untuk membunuh Pelias. Ia meyakinkan Pelias bahwa ia memiliki kemampuan sihir untuk memperpanjang umur.
Medea meminta Pelias untuk masuk ke dalam sebuah kuali dan mengaku jika ramuan yang ada di dalam kuali dapat memperpanjang usianya.
Namun, Medea sebenarnya tidak memiliki kekuatan untuk memperpanjang umur. Setelah Pelias masuk ke dalam kuali, Medea membunuhnya dengan cara merebusnya hidup-hidup.
Hal ini membuat Medea dipandang sebagai pembunuh di mata masyarakat. Akibatnya, Jason dan Medea diusir dari Iolcus.
Hal tersebut kemudian menyebabkan keretakan yang buruk pada hubungan Jason dan Medea. Jason menolak Medea dan memilih putri lain untuk dinikahi. Ia kemudian kembali ke Iolcus untuk sekali lagi merebut tahta, kali ini dari putra Pelias.
Keputusan Jason memilih putri lain daripada Medea telah melukai dewi pernikahan, Hera. Akibatnya Jason dikutuk oleh hera menjadi seseorang yang hidup dalam kesepian. “Akhir hidup Jason sangat sunyi dan pedih,” jelas Bethany.
Bethany menambahkan, di akhir hidup Jason yang menyedihkan, ia sedang tidur di bawah buritan kapal Argo, sebuah kapal yang menjadi simbol petualangan dan persahabatan selama bertahun-tahun di antara para kru yang legendaris.
"Buritan kapal yang sudah lapuk itu patah dan menindih Jason. Akhir yang mengejutkan dari sebuah tragedi Yunani," pungkas Bethany.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR