Dibutuhkan banyak energi untuk mempertahankan kepakan sayap, jadi burung harus tetap ringan dan menjaga nutrisi penting untuk penerbangan jangka panjang.
Jadi burung mengeluarkan sisa metabolisme yang tidak mereka butuhkan dengan cepat dan efisien saat terbang, kata Reddy.
Kemampuan terbang membantu menjelaskan perbedaan antara sistem kemih burung dan mamalia. Mamalia membuang limbah nitrogen dengan mengubah amonia (zat beracun) menjadi urea.
Urea itu kemudian diencerkan dalam cairan. Cairan encer itulah yang kemudian menjadi urine yang dikeluarkan oleh manusia dan mamalia lainnya.
Burung mengubah limbah nitrogen yang dikeluarkan oleh ginjal menjadi asam urat, yang tidak larut dalam air dan keluar sebagai padatan.
Hal itu seperti yang dijelaskan dalam manual tentang "sistem unggas" dari Extension Dodge County University of Wisconsin-Madison. Dengan demikian, burung dapat menghemat air dan tidak perlu membawa kandung kemih yang berat dan penuh.
Ekskresi burung lebih rumit
Akan tetapi kencing burung mungkin lebih kompleks dari yang dipahami sebelumnya.
Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 di Journal of Ornithology menguji komposisi kimia dari kencing enam spesies unggas dan tidak menemukan jejak asam urat. Jurnal tersebut dipublikasikan dengan judul "a re-evaluation of the chemical composition of avian urinary excreta".
Sebaliknya, para ilmuwan menemukan senyawa yang terbuat dari amonium, magnesium, dan fosfat. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa proses yang tidak diketahui mengubah asam urat tepat sebelum keluar dari kloaka.
Osmoregulasi pada burung rumit, dengan berbagai organ yang bertindak secara bersamaan untuk mengatur proses fisiologis ini. Osmoregulasi adalah proses pengaturan keseimbangan air dalam tubuh.
Source | : | Live Science,Journal of Ornithology |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR