Nationalgeographic.co.id—Bagi manusia, istilah masa pubertas sepertinya memang tidak asing lagi. Ciri-ciri masa pubertas juga sangat jelas dan itu menjadi penanda peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
Pada masa pubertas, laki-laki biasanya akan mengalami mimpi basah, tumbuh jakun, suara mulai berat, dan beberapa ciri fisik lainnya.
Sementara pada perempuan, ciri-ciri pubertas di antaranya mengalami menstruasi pertama kali, payudara mulai tumbuh, pinggul mulai membesar, dan beberapa ciri fisik lainnya.
Peralihan pada masa pubertas adalah masa yang canggung dan penuh dengan kecerobohan sosial. Namun bagaimana dengan dunia hewan? Apakah mereka juga mengalami masa pubertas seperti manusia?
Seperti diketahui, masa pubertas adalah periode perubahan fisiologis dan sosial. Tidak diragukan lagi, di dunia hewan, mereka juga mengalami pubertas. Perubahan hormonal dan fisiologis terjadi agar memungkinkan terjadinya perkawinan.
Barbara Natterson-Horowitz, seorang ahli jantung dan ahli biologi evolusi di University of California berpendapat bahwa sebagian besar hewan memang mengalami masa pubertas.
Di dunia hewan, Natterson-Horowitz menyebut masa pubertas dengan istilah "wildhood" atau "keliaran. Kondisi itu ditandai dengan hewan menjadi lebih liar dari sebelumnya.
Periode tersebut juga termasuk perubahan sosial yang harus dinavigasi oleh hewan muda saat mereka bertransisi menjadi dewasa.
Untuk waktu yang lama, masa remaja dianggap unik bagi manusia, kata Natterson-Horowitz kepada Live Science.
"Akan tetapi semakin Anda mengupasnya kembali, semakin Anda menemukan bahwa meskipun ada aspek-aspek tertentu dari masa remaja yang unik bagi manusia," katanya.
"Periode transisi yang dimulai dengan permulaan masa pubertas dan berakhir ketika seorang dewasa muncul—itu universal."
Mungkin tidak mengherankan, pada spesies yang berkerabat paling dekat dengan kita, seperti simpanse (Pan troglodytes), beberapa perubahan ini mudah dikenali manusia.
Aaron Sandel, seorang antropolog biologi dan ahli primata di University of Texas di Austin, menerbitkan sebuah makalah yang menunjukkan masa pubertas pada simpanse.
Simpanse muda yang mengalami masa pubertas, mengalami percepatan pertumbuhan yang membuat mereka canggung saat menyesuaikan diri dengan tubuh baru mereka.
Pada saat yang sama, para remaja ini belajar untuk berintegrasi ke dalam populasi sosial dewasa.
Mereka mulai menghabiskan lebih sedikit waktu dengan induk mereka dan lebih banyak waktu dengan teman sebaya mereka, termasuk lawan jenis.
Simpanse jantan muda tidak agresif selama periode ini. Ia malah tunduk pada bimbingan simpanse dewasa yang lebih tua yang berfungsi sebagai mentor dan mengajari mereka isyarat sosial.
"Ini adalah periode di mana Anda benar-benar memperhatikan apa yang akan memberi Anda status dan Anda benar-benar memperhatikan apa artinya menjadi dewasa," kata Sandel.
Para ilmuwan juga telah mendokumentasikan bentuk-bentuk masa pubertas di dunia hewan yang menyoroti seberapa umum periode ini.
Christine Ribic, seorang ahli ekologi lanskap di University of Wisconsin-Madison, menemukan bahwa burung padang rumput muda melawan tren ketika masa pubertas.
Ketika burung mencapai remaja, mereka mendapatkan cacing dari induknya selama mungkin. Akan tetapi, setelah beranjak remaja, mereka akan terbang mencari makan sendiri.
Namun meskipun sudah belajar terbang, burung-burung muda tidak selalu mandiri.
Peneliti lain telah mencatat bahwa, dalam tahun-tahun yang sulit, penguin-penguin muda Gentoo (Pygoscelis papua) kembali kepada orang tua mereka untuk mendapatkan bantuan.
Hal itu mencerminkan kecenderungan orang dewasa muda kembali tinggal dengan orang tua mereka dalam situasi penurunan ekonomi.
Eksperimen hewan juga menunjukkan bagaimana masa pubertas membuat mereka menjadi lebih toleran terhadap risiko.
Tikus muda yang dibesarkan dengan pola makan bergizi, mendapatkan makanan yang sama dengan induknya. Mereka akan dengan sengaja memilih untuk makan makanan yang kurang enak, atau bahkan makanan yang membuat mereka sakit.
Tujuannya agar cocok dengan sekelompok teman sebayanya, dan tikus remaja minum lebih banyak alkohol di antara teman sebayanya daripada ketika mereka melakukannya sendiri.
Namun saat berkelompok, banyak hewan—termasuk ikan, kijang, dan kelelawar—ketika pemangsa mengintai malah akan mendekati pemangsa.
Kelompok itu mungkin memiliki alasan yang sama dengan pengemudi baru setelah mendapatkan lisensi mengemudi. Pengemudi baru lebih baik tidak diizinkan mengemudi dengan teman mereka di dalam mobil untuk jangka waktu tertentu.
"Meskipun kita harus berhati-hati dalam memproyeksikan bias dan penilaian kita sendiri pada hewan lain, menyelidiki hubungan antara manusia dan kerabat liar mereka dapat menyatukan dan dapat membantu kita memahami tantangan kita sendiri," kata Natterson-Horowitz.
"Ini benar-benar mengakui bahwa perjuangan apa pun yang mungkin Anda alami, ada hewan dan kisah evolusi di belakang mereka."
Menurutnya, masa remaja sebenarnya memiliki fungsi penting, yaitu untuk membantu hewan bertahan hidup dan berkembang di masa dewasa. "Perjuangan (hewan) tidak persis sama seperti manusia, tetapi ada beberapa kesamaan yang cukup luar biasa dalam apa yang mereka alami," katanya.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR