Nationalgeographic.co.id—Ninja dan samurai Kekaisaran Jepang adalah dua gambaran sejarah yang terkenal. Kita semua pernah mendengar tentang mereka, tapi tahukah perbedaan di antara keduanya?
Samurai biasanya disebut bushi atau buke dalam bahasa Jepang. Mereka adalah bangsawan militer Jepang.
Samurai hidup pada masa ketika Kaisar Jepang tidak lebih dari seorang tokoh seremonial, dan negara itu sebenarnya diperintah oleh seorang shogun, atau jenderal militer.
Shogun memimpin sekelompok klan kuat, yang disebut daimyo. Masing-masing menguasai sebagian kecil negaranya sendiri dan menyewa samurai untuk bertindak sebagai penjaga dan prajuritnya.
Samurai bukan hanya pejuang yang ganas, tetapi mereka mengikuti kode kehormatan dan pertempuran yang ketat.
Selama masa damai yang panjang di Zaman Edo (1603-1868), samurai berangsur-angsur kehilangan fungsi militernya dan memperluas peran mereka sebagai pegawai istana, birokrat, dan administrator.
Kelas samurai akhirnya dihapuskan dalam Reformasi Meiji pada abad ke-19, setelah menikmati kekuasaan dan pengaruh selama ratusan tahun.
Ninja dikenal sebagai shinobi di Jepang. Pada dasarnya ninja adalah agen rahasia, yang perannya melibatkan spionase, sabotase, infiltrasi, dan pembunuhan.
Di mana samurai berpegang teguh pada prinsip mereka, ninja adalah cerita yang sangat berbeda, menggunakan cara terselubung untuk mencapai tujuan mereka.
Sama seperti samurai, mereka dipekerjakan oleh klan yang kuat untuk melakukan pekerjaan kotor mereka.
Tidak banyak tentang mereka yang diketahui secara pasti, tetapi yang kita tahu adalah bahwa citra ninja modern jauh dari realitas sejarah.
Konsepsi ninja kita saat ini telah diperkuat dari waktu ke waktu. Tidak hanya oleh film-film barat seperti American Ninja, tetapi juga oleh media dan cerita rakyat Jepang.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR