Penguasaan seni bela diri dan gaya hidup hemat juga sangat penting bagi samurai. Mereka berusaha keras untuk mengikuti semua sila ini dalam setiap aspek kehidupan mereka. Sejujurnya, tidak ada yang lebih berbeda dari urusan curang ninja.
Filosofi ninja berakar pada filosofi militer Tiongkok—dan lebih sedikit berfokus pada nilai-nilai, dan lebih banyak pada menendang pantat.
Ada tiga teks utama yang darinya kita mendapatkan sebagian besar pengetahuan kita tentang ninja, yang disebut Ninpiden (1655), Bansenshukai (1675) dan Shoninki (1681).
Dalam teks ini membahas hal-hal seperti bagaimana menyamarkan diri, bagaimana membobol rumah dan mengumpulkan informasi, bagaimana membuat jejak palsu, dan beberapa pengamatan tentang sifat dan emosi manusia.
Beberapa taktik luar biasa yang pernah digunakan ninja adalah memberi tahu waktu dengan mengamati pelebaran pupil kucing. Para ninja kerap membawa sekotak jangkrik untuk menyamarkan langkah kaki mereka.
Samurai cukup mengandalkan pedang mereka untuk persenjataan. Senjata ini berkisar dari katana (pedang panjang) hingga wakizashi (pedang pendek) dan tanto (belati). Kadang-kadang mereka juga menggunakan kama (senjata seperti sabit).
Senjata samurai yang paling mengagumkan adalah tessen, kipas lipat dengan jari-jari luar terbuat dari besi runcing.
Tessen dapat digunakan untuk menyerang, menangkis panah dan anak panah, sebagai senjata lempar dan bahkan sebagai alat bantu berenang.
Karena ninja mengandalkan penyergapan dan taktik yang tidak ortodoks, sedangkan samurai pada umumnya bertarung secara tatap muka, ninja dapat menggunakan lebih banyak jenis senjata.
Ninja mungkin juga menggunakan pedang. Selain itu mereka juga menggunakan peranti seperti cabai merah atau serbuk besi untuk membutakan musuh untuk sementara.
Ada juga alat rantai dan sabit yang tampak menakutkan yang disebut kusarigama. Alat-alat pertanian yang bisa dengan mudah disamarkan sebagai alat berkebun. Anak panah, paku, pisau, bintang lempar shuriken, busur, bom asap, racun, sampai pedang tebu.
Selain itu, mereka membawa alat-alat seperti kait bergulat, pahat, palu, bor, beliung dan gergaji (semuanya juga dapat digunakan sebagai senjata). Ada juga kulit tiup dengan tabung pernapasan untuk memungkinkan mereka bertahan di bawah air untuk waktu yang lama.
Jelas mereka tidak membawa semua ini pada saat yang sama. Bansenshukai, salah satu teks ninja, menyatakan bahwa “ninja yang sukses adalah orang yang hanya menggunakan satu alat untuk banyak tugas”.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR