Nationalgeographic.co.id—Li Shishi adalah pelacur paling terkenal dan cantik dari Dinasti Song Kekaisaran Tiongkok. Penampilannya yang menawan membuat Kaisar Huizong cinta mati padanya.
Dia tidak pernah disebutkan dalam dokumentasi sejarah resmi mana pun tetapi sering dipuji dalam puisi dan novel pada masa itu. Li Shishi cantik dan berbakat. Dia juga memiliki hubungan romantis dengan kaisar Tiongkok, pejabat yang kuat, penyair brilian, pendekar pedang yang sopan.
Belakangan, dia juga menghadapi Insiden Jingkang yang tragis (1126-1127), ketika pengembara Jurchen Jin menangkap kaisar Song dan semua bangsawan, ibu kota Song dihancurkan, dan separuh wilayah Song jatuh ke dalam perang yang kacau balau.
Setelah menyaksikan era terbaik dan terburuk kekaisaran ini, Li Shishi berakhir secara misterius. Seperti apa kisahnya?
Pelacur Tercantik dan Berbakat dari Dinasti Song Kekaisaran Tiongkok
Lahir dari keluarga pekerja, Li Shishi adalah salah satu pelacur paling terkenal di Dinasti Song. Ketika dia berumur empat tahun, ayahnya meninggal, dan dia dijual ke rumah mesum, di mana dia belajar banyak bakat.
Li Shishi tumbuh menjadi wanita cantik yang luar biasa hebat dalam menyanyi, menari, dan sastra. Dia menjadi pelacur paling berbakat dan terkenal di ibu kota Song, yang memberinya hak untuk sangat pemilih.
Banyak penyair terkenal menulis puisi indah untuk dia hargai atau nyanyikan, beberapa di antaranya juga memiliki kisah romantis dengannya.
Pertemuan Romantis dengan Kaisar Tiongkok
Kemudian, Kaisar Zhao Ji atau Huizong yang memiliki ratusan selir kekaisaran yang cantik di istananya, mendengar tentang Li Shishi dan ingin bertemu dengannya. Dengan bantuan para pengikutnya, dia menyamar dan menggunakan nama palsu untuk mengunjunginya.
Kaisar Huizong adalah seorang raja yang mengerikan tetapi seorang seniman dan cendekiawan yang sangat berbakat.
Dia terkesan dengan kecantikan dan bakatnya serta jatuh cinta pada pandangan pertama. Setelah itu, dia mulai sering mengunjungi Shishi di rumah bordil. Dalam beberapa gosip, dia mengundangnya ke istana kerajaan dan menjadikannya selir kekaisaran.
Insiden Tragis Jingkang
Beberapa tahun kemudian, Jurchen Jin yang nomaden menyerbu Kekaisaran Song, dan Zhao Ji segera menyerahkan takhta kepada putranya Zhao Huan.
Setelah serangkaian keputusan bodoh oleh kedua kaisar ini, Song gagal. Semua bangsawan, pejabat yang tak terhitung jumlahnya, dan warga sipil yang terampil ditangkap.
Di ibu kota Song, harta yang tak terhitung jumlahnya dihancurkan, puluhan ribu orang dibantai, dan sejumlah besar uang dirampok. Selama bencana itu, nasib setiap orang berubah dengan kejam, termasuk Li Shishi.
Ada beberapa versi akhir ceritanya dalam berbagai novel, puisi, semuanya adalah cerminan dari orang-orang yang hidup dalam tragedi kekerasan ini.
Akhir Misterius Li Shishi Setelah Perang Kejam
Pepatah yang paling terkenal adalah bahwa dia tidak berhasil melarikan diri. Kecantikan dan reputasinya yang terkenal menyebar ke Jin, yang tuannya meminta orang untuk mencarinya segera setelah mereka masuk ke ibu kota.
Li Shishi ditangkap dan dipaksa untuk melayani tuan Jurchen Jin, tetapi dia tidak mau. Jadi dia menelan perhiasan emasnya dan meninggal dunia.
Li Shishi berpegang teguh pada aturannya bahwa dia hanya akan bersama orang-orang yang dia hargai dan tidak pernah bertentangan dengan keinginannya.
Banyak yang menilai perilakunya setia, kukuh, dan berani. Semua orang tahu dia bisa membuat raja Jin mana pun menyukainya, tetapi dia memilih martabat. Versi lain adalah Li Shishi diusir dari istana kerajaan setelah Kaisar Zhao Ji turun takhta.
Ketika pasukan Jin menyerbu ibu kota Song untuk pertama kalinya, seorang pejabat besar Li Gang bertanggung jawab atas pasukan Song dan mencoba yang terbaik untuk mempertahankan kota.
Li Shishi sebagai orang cerdas yang telah mengalami banyak hal dan menjadi teman dari banyak menteri dan selebritas yang bijak, menyumbangkan semua uangnya, pergi ke kuil, dan menjalani kehidupan yang sangat sederhana sesudahnya.
Wawasan yang dimiliki Li Shishi memungkinkan dia untuk menebak akhir yang tragis. Jadi dia mencoba yang terbaik untuk berkontribusi dan kemudian meninggalkan semua kekacauan dan konflik.
Dalam beberapa novel lain, dia berhasil melarikan diri dari ibu kota, di bawah perlindungan pendekar pedang pemberani yang memiliki hubungan dengannya. Mereka sangat menderita sampai mereka tiba di bagian selatan Tiongkok dan membangun kehidupan baru di sana.
Li Shishi mengubur masa lalunya yang tidak biasa dan hidup sebagai pekerja biasa. Wanita cantik dan cerdas ini menghilang setelah tragedi yang merusak.
Seperti warga sipil lainnya yang tinggal di daerah yang diserbu itu, dia mengalami dan menyaksikan darah, keputusasaan, dan perpisahan yang tak terhitung jumlahnya.
Ketika negara itu berantakan dan menghadapi musuh yang begitu kejam, semua orang hancur.
Source | : | China Fetching |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR