Namun, peringatan di sini adalah bahwa satu-satunya contoh spesies ini dideskripsikan dari satu jari yang membatu, sehingga ukuran sebenarnya dari hewan tersebut adalah perkiraan yang masih perlu dipelajari.
Hewan-hewan ini adalah araknida terbesar yang diketahui, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah dunia hewan, sebagaimana araknida didefinisikan secara tradisional.
Akan tetapi jika kalajengking laut dan kepiting tapal kuda memang dianggap araknida, maka araknida hidup terbesar bukan lagi laba-laba. Maka, araknida terbesar adalah kepiting tapal kuda, seperti yang mungkin disarankan oleh penelitian baru,
Spesies kepiting tapal kuda terbesar secara dramatis melampaui laba-laba terbesar yang masih hidup.
Tachypleus tridentatus, yang terbesar dari kelompok ini, dapat mencapai ukuran 79,5 cm dan berat 4 kilogram, menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 di Journal of Asia-Pacific Biodiversity.
Jurnal tersebut dipublikasikan dengan judul "Tri-spine horseshoe crab, Tachypleus tridentatus (L.) in Sabah, Malaysia: the adult body sizes and population estimate" dan merupakan jurnal akses terbuka.
Untuk spesies terbesar yang pernah ada, status itu kemungkinan akan diberikan kepada anggota kalajengking laut yang sekarang sudah punah, sebuah kelompok yang secara ilmiah dikenal sebagai eurypterid.
Fosil menunjukkan bahwa banyak dari predator laut purba ini bahkan akan menyaingi manusia dalam ukuran.
Spesies terbesar dari kelompok ini adalah Jaekelopterus rhenaniae, spesies yang ditemukan pada tahun 2007 yang memiliki panjang cakar hingga 46 cm.
Dari cakarnya, para peneliti memperkirakan bahwa tubuhnya memiliki panjang sekitar 2,5 m. Menjadikannya spesies ini tidak hanya araknida potensial terbesar, tetapi juga anggota terbesar dari seluruh kelompok yang berisi araknida.
Source | : | Live Science,Journal of Asia-Pacific Biodiversity |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR