Pemanah kuda Mongol juga dikatakan menggunakan teknik khusus yang dikenal sebagai bidikan Parthia. Menurut Brinkhof, “teknik ini dipopulerkan dan mungkin diciptakan oleh bangsa Parthia.”
Bidikan Parthia dilakukan pemanah berkuda dengan melarikan diri dari musuh dalam kecepatan penuh (full gallop). Tidak benar-benar kabur, karena pada waktu yang telah ditentukan mereka tiba-tiba berbalik dan menembak panah ke arah musuh tanpa harus berhenti atau berbelok.
Senjata Tentara Mongol
Brinkhof menjelaskan, bangsa Mongol menggunakan busur komposit yang memiliki bentuk melengkung. Desainnya yang melengkung, memungkinkan anak panah untuk melesat dengan kekuatan besar.
Busur panjang Inggris dari periode yang sama diperkirakan memiliki jangkauan sekitar 228 meter. Sedangkan busur komposit Mongol, “diduga dapat mengenai target dari jarak 350 yard [atau sekitar 320 meter) , memberikan mereka keunggulan kompetitif di hampir semua medan perang.”
Pasukan kavaleri Mongol merawat busur dan kuda mereka dengan baik. Setiap orang Mongol membuat busur mereka sendiri dan membuat anak panah mereka sendiri, menyimpannya di balik pakaian untuk melindunginya dari cuaca.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR