Nationalgeographic.co.id—Mitos dan legenda seakan belum lengkap tanpa kehadiran monster. Biasanya, monster muncul untuk menakuti penduduk. Kemudian seorang pahlawan bertarung dengan monster dan mengalahkannya.
Berikut beberapa monster sadis dan menakutkan yang kerap muncul dalam mitologi sejak masa lalu.
“Griffin adalah perpaduan dari dua predator berbeda,” tulis Evan Andrews di laman History. Monster atau makhluk mitologi ini memiliki tubuh dan kaki belakang singa serta sayap, paruh, dan cakar elang.
Kisah raksasa terbang kemungkinan besar berasal dari Timur Tengah, tetapi kemudian menjadi motif populer dalam sastra Yunani kuno.
Legenda griffin semakin populer berkat Sir John Mandeville. Dalam karyanya, ia menggambarkan makhluk itu lebih kuat dari delapan singa dan seratus elang.
Griffin dipuja karena kecerdasan dan keganasannya. Binatang buas mampu merobek daging dengan cakar tajamnya. Griffin bisa menerbangkan korbannya ke tempat yang sangat tinggi sebelum menjatuhkannya ke kematian.
Menurut peneliti Adrienne Mayor, legenda griffin kemungkinan terinspirasi dari penemuan awal fosil dinosaurus. Pengembara Scythian di Asia Tengah mungkin telah menemukan tulang dinosaurus protoceratops. Tulang itu dikira sebagai makhluk mirip burung dan akhirnya menghasilkan mitos tentang makhluk terbang yang menakutkan.
Menurut mitologi Skandinavia, kraken adalah makhluk laut raksasa yang mengerikan, panjangnya bisa mencapai 1,6 km. Cerita-cerita umum menggambarkannya sebagai gurita yang sangat besar atau cumi-cumi yang menyerang kapal. Menurut beberapa kisah lainya, tubuhnya yang besar kerap disalahartikan sebagai pulau.
Kraken pertama kali disebutkan dalam Örvar-Oddr, kisah Islandia abad ke-13 yang melibatkan dua monster laut, Hafgufa (kabut laut) dan Lyngbakr (punggung heather). Hafgufa diyakini sebagai referensi ke Kraken.
Kraken juga digambarkan sebagai makhluk mirip kepiting yang diyakini menyebabkan pusaran air besar.
Kraken dikisahkan menggunakan banyak tentakelnya untuk menjerat tiang kapal dan menyeretnya ke kedalaman es. “Makhluk mitos ini juga bisa menciptakan pusaran air yang mematikan hanya dengan menenggelamkan dirinya di bawah air,” tambah Andrews.
Kisah tentang kemarahan kraken mungkin dibumbui, tetapi makhluk itu sendiri tidak sepenuhnya khayalan. Legenda itu mungkin terinspirasi oleh penampakan cumi-cumi raksasa yang sebenarnya, dan beberapa ahli paleontologi berpendapat bahwa lautan prasejarah pernah menjadi rumah bagi cephalopoda sepanjang 30 meter yang memakan Ichthyosaurus seukuran paus.
Catatan tentang basilisk yang menakutkan berasal dari penulis Romawi abad pertama Pliny the Elder.
Pliny menggambarkan basilisk sebagai hewan mirip ular dengan tanda di kepalanya yang menyerupai mahkota.
Pada Abad Pertengahan, makhluk itu berubah menjadi ular jahat dengan kepala ayam jantan dan sayap naga atau kelelawar.
Basilisk dikatakan memiliki gigitan mematikan dan napas berbisa, tetapi juga bisa membunuh manusia hanya dengan melihatnya. Calon pemburu basilisk melawan tatapan maut ini dengan membawa cermin. Harapannya, makhluk itu akan melihat tatapannya sendiri dan mati. Musang juga diyakini kebal terhadap racun basilisk.
Salah satu yang paling mengerikan dari semua makhluk mitos, manticore adalah hewan berkaki empat yang haus darah. Manticore memiliki kepala pria bermata biru, tubuh singa kemerahan, dan ekor kalajengking yang menyengat.
Legenda monster mematikan ini pertama kali dimulai oleh penulis Yunani seperti Ctesias. Ia mencatatnya dalam sebuah buku tentang India. Ctesias dan yang lainnya menggambarkan manticore memiliki tiga baris gigi seperti hiu. Manticore bahkan memiliki lenguhan merdu yang terdengar seperti terompet.
Yang paling menakutkan dari semuanya, monster mitologi ini memiliki nafsu makan yang tak terpuaskan akan daging manusia. Ia mengejar mangsa dengan kecepatan yang menakjubkan. Setelah mangsanya tertangkap, manticore menebasnya dengan cakar atau menyengat mereka dengan ekornya. Setelah itu, ia baru melahap tulang dan seluruh tubuh korban.
Menurut Ctesias, manticore bahkan mampu melumpuhkan atau membunuh korbannya dari jarak jauh. Hal itu dilakukan dengan menembakkan penyengat dari ekornya. “Seperti sebuah busur,” jelas Andrews.
Blemmyae
Para pengelana kuno yang kembali ke Eropa selalu mengisahkan cerita tentang manusia liar. Manusia liar itu tinggal di wilayah Asia dan Afrika yang belum dipetakan. Salah satu kelompok yang paling tidak biasa adalah Blemmyae. Blemmyae disebut sebagai ras primitif berbulu yang tidak memiliki kepala tetapi memiliki wajah di tubuh bagian atas.
Suku ini pertama kali muncul dalam The Histories karya Herodotus. Mereka digambarkan sebagai spesies pria tanpa kepala dari Afrika Utara yang memiliki mata di dada.
Pliny the Elder, Sir Walter Raleigh, dan Shakespeare juga pernah menulis tentang Blemmyae.
Penampilan eksotis mereka berfungsi sebagai objek daya tarik dan rasa jijik bagi orang Eropa. Makhluk mitos ini kerap muncul dalam cerita rakyat dan seni di era pra-Pencerahan.
Roc populer di kalangan pengelana dan pedagang. Makhluk ini adalah burung pemangsa raksasa yang dikabarkan begitu kuat sehingga bisa mengangkat seekor gajah dari tanah.
Kisah unggas raksasa berasal dari dongeng dan mitologi Arab kemudian menyebar ke barat. Marco Polo, mencatat bahwa metode berburu yang disukai roc adalah menjatuhkan korbannya dari ketinggian yang mematikan. Setelah itu, Roc akan memangsa bangkainya.
Pengembara Maroko, Ibn Batutta, kemudian menulis bahwa dia pernah salah mengira roc sebagai gunung terapung karena ukurannya. Legenda lain menyatakan bahwa lebar sayapnya—biasanya digambarkan sekitar 15 meter—sangat besar sehingga dapat menutupi matahari.
Para peneliti sejak itu menyatakan bahwa legenda roc mungkin sebagian terinspirasi oleh penampakan yang disebut burung gajah. Burung gajah adalah spesies burung besar yang tidak bisa terbang yang ada di Madagaskar hingga abad ke-17.
Source | : | History |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR