Nationalgeographic.co.id—La Noche Triste atau Malam Sedih terjadi pada tanggal 30 Juni 1520. Kejadian ini ketika penakluk Spanyol Hernán Cortés dan pasukannya berusaha melarikan diri dari ibu kota Aztec, Tenochtitlán. Peristiwa ini mengubah sejarah Kekaisaran Aztec selamanya.
Penemuan mereka oleh suku Aztec menyebabkan pertempuran sengit yang mengakibatkan banyak korban jiwa bagi Spanyol. Namun, peristiwa ini lebih dari sekadar konfrontasi militer.
Peristiwa tersebut adalah benturan budaya, momen perhitungan, dan awal dari transformasi mendalam yang akan datang.
Spanyol vs Kekaisaran Aztec
Peristiwa Malam Sedih terjadi selama periode penaklukan Spanyol atas Amerika, masa yang ditandai dengan eksplorasi, eksploitasi, dan konflik kekerasan.
Penaklukan Spanyol didorong oleh kehausan akan kekayaan, keinginan untuk kemuliaan, dan ambisi untuk menyebarkan agama Kristen. Tokoh kunci dalam peristiwa ini adalah penjajah Spanyol, dipimpin oleh Hernán Cortés, dengan suku Aztec, salah satu peradaban paling kuat dan canggih di Amerika pra-Columbus.
Hernán Cortés tiba di pantai Meksiko pada tahun 1519 dengan pasukan kecil, tetapi dengan visi besar penaklukan dan pertobatan.
Sedikit yang dia tahu bahwa dia akan menghadapi peradaban dengan kompleksitas dan kekuatan yang luar biasa.
Kekaisaran Aztec, dengan ibukotanya di Tenochtitlán, adalah keajaiban teknik, budaya, dan pemerintahan. Dibangun di sebuah pulau di tengah Danau Texcoco, kota ini merupakan bukti kecerdikan Aztec, menampilkan kuil-kuil megah, pasar yang ramai, dan kanal yang rumit.
Suku Aztec memiliki struktur sosial yang canggih, jajaran dewa yang kaya, dan militer yang tangguh.
Di pucuk pimpinan kerajaan ini adalah Moctezuma II, seorang kaisar yang akan memainkan peran penting dalam peristiwa yang akan datang.
Kontak awal antara Spanyol dan suku Aztec ditandai dengan campuran ketertarikan dan ketakutan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR