Nationalgeographic.co.id—Sejarah Mesir kuno menyimpan banyak hal yang menakjubkan. Salah satunya adalah Lembah Para Raja, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO adalah pekuburan yang menawan dan penting terletak di tepi barat Sungai Nil, dekat kota modern Luxor di Mesir.
Tenggelam dalam misteri dan intrik, lembah ini berfungsi sebagai tempat pemakaman kerajaan bagi firaun, keluarga mereka, dan pejabat tinggi lainnya selama periode Kerajaan Baru (1539–1075 SM), terutama selama dinasti ke-18, ke-19, dan ke-20.
Diukir di perbukitan berbatu, situs pemakaman kuno ini dipilih karena lokasinya yang terpencil dan fitur geologis alami yang memberikan perlindungan dan simbolisme.
Lembah Para Raja adalah rumah bagi 63 makam bernomor, masing-masing memiliki ukuran, desain, dan kompleksitas yang bervariasi. Makam-makam itu dihiasi dengan karya seni, ukiran, dan prasasti yang menakjubkan yang menawarkan wawasan tentang kehidupan, kepercayaan, dan praktik penguburan orang Mesir kuno.
Dalam catatan sejarah Mesir kuno, lembah ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu Lembah Timur dan Lembah Barat. Lembah Timur adalah daerah yang dipelajari dan dikunjungi lebih luas, karena berisi sebagian besar makam yang diketahui.
Lembah Barat, kurang dijelajahi dan memiliki lebih sedikit makam, meskipun merupakan rumah bagi Makam Ay (KV23) dan Makam Amenhotep III (WV22) yang penuh teka-teki.
Lanskap Lembah Para Raja dicirikan oleh medannya yang tandus dan berbatu-batu serta puncak Al-Qurn berbentuk piramid alami, yang mendominasi cakrawala.
Orang Mesir kuno percaya bahwa puncak ini adalah simbol dari gundukan suci penciptaan, dan keberadaannya mungkin mempengaruhi pemilihan lokasi ini sebagai situs pemakaman.
Lokasi lembah yang terpencil dan penghalang alami menawarkan perlindungan dari perampok makam dan unsur-unsur keras, sementara kedekatannya dengan Sungai Nil memungkinkan pengangkutan material dan sumber daya yang diperlukan untuk pembangunan makam.
Sebelum Kerajaan Baru, firaun biasanya dimakamkan di struktur piramida, seperti yang terlihat di Giza.
Namun, karena kerentanan piramida terhadap perampok makam dan keinginan untuk privasi dan keamanan yang lebih besar, keputusan dibuat untuk membuat makam tersembunyi di Lembah Para Raja.
Pergeseran dalam praktik penguburan ini menandai perubahan signifikan dalam budaya Mesir kuno dan menunjukkan kepercayaan yang berkembang seputar akhirat.
Makam di Lembah Para Raja tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi almarhum, tetapi juga berfungsi sebagai gudang harta karun dan artefak yang diyakini firaun diperlukan untuk perjalanan mereka ke alam baka.
Makam di Lembah Para Raja memamerkan kecerdikan arsitektur dan penguasaan artistik para pembangun dan pengrajin Mesir kuno.
Sementara desain makam berevolusi dari waktu ke waktu, menggabungkan elemen tambahan dan kompleksitas yang bervariasi, fitur utama tertentu tetap konsisten di berbagai dinasti.
Tata letak makam yang khas terdiri dari koridor menurun, yang mengarah ke ruang pemakaman dan ruang samping.
Koridor biasanya memiliki serangkaian anak tangga, landai, atau kombinasi keduanya, serta beberapa pintu atau gerbang.
Ruang pemakaman itu sendiri adalah bagian tengah dan paling suci dari makam, menampung sarkofagus almarhum dan sering menampilkan langit-langit berkubah atau datar.
Kamar samping tambahan, juga dikenal sebagai paviliun atau gudang, akan digunakan untuk menyimpan barang penguburan, persembahan, dan artefak lainnya untuk kehidupan setelah kematian.
Arsitektur makam di Lembah Para Raja juga mencerminkan tujuan fungsional. Rancangan bawah tanah dimaksudkan untuk menjaga lingkungan yang stabil dan melindungi isi makam dari fluktuasi suhu yang ekstrim, kelembapan, dan faktor lingkungan lainnya.
Saat konstruksi makam berkembang melalui Kerajaan Baru, desainnya menjadi lebih rumit dan kompleks, dengan beberapa makam menampilkan beberapa tingkat, aula berpilar, dan ruang tambahan.
Khususnya, makam dinasti ke-19 dan ke-20 sering kali memiliki desain berbentuk J, dengan ruang pemakaman terletak di titik terjauh dari pintu masuk.
Bagaimana Makam Didekorasi?
Makam di Lembah Para Raja terkenal dengan dekorasi dan prasastinya yang menakjubkan, yang memainkan peran penting dalam kepercayaan dan ritual yang terkait dengan alam baka di Mesir kuno.
Karya seni dan teks ini memberikan wawasan yang tak ternilai tentang praktik keagamaan, nilai budaya, dan kehidupan sehari-hari orang Mesir Kerajaan Baru.
Lukisan dan ukiran dinding: Dinding makam sering dihiasi dengan lukisan dan ukiran rumit yang menggambarkan pemandangan dari kehidupan almarhum, ritual keagamaan, dan cerita mitologis.
Gambar yang semarak ini dibuat menggunakan pigmen berbahan dasar mineral, dan para seniman menggunakan berbagai teknik untuk menangkap detail pemandangan yang rumit.
Lukisan dan ukiran dimaksudkan untuk merayakan kehidupan dan pencapaian almarhum, serta untuk memastikan keberhasilan transisi mereka ke alam baka. Salah satunya terdapat teks penguburan.
Banyak makam menampilkan berbagai teks keagamaan dan penguburan yang tertulis di dinding, dimaksudkan untuk membimbing dan melindungi almarhum dalam perjalanan mereka menuju alam baka.
Beberapa contoh penting dari teks-teks ini berupa Amduat, mencatat perjalanan malam dewa matahari Ra selama dua belas jam malam, yang secara simbolis terkait dengan perjalanan almarhum firaun.
Selanjutnya ada Kitab Gerbang, teks penguburan yang menggambarkan perjalanan dewa matahari Ra melalui dua belas gerbang dunia bawah, masing-masing mewakili satu jam malam, dan tantangan serta rintangan yang dia temui.
Kemudian Litani Re, serangkaian doa dan mantra yang ditujukan kepada dewa matahari Ra, dimaksudkan untuk melindungi dan meremajakan almarhum di alam baka.
Terakhir ada mantra dan simbol pelindung, seperti "djed" (mewakili stabilitas) dan "tyet" (dikaitkan dengan dewi Isis dan perlindungan). Simbol-simbol ini diyakini memberdayakan almarhum dan melindungi mereka dari potensi bahaya di akhirat.
Penemuan Paling Terkenal
Lembah Para Raja adalah rumah bagi banyak makam dengan fitur unik, signifikansi sejarah, dan penemuan menarik. Beberapa makam yang paling terkenal meliputi:
Makam Tutankhamun (KV62)
Ditemukan oleh arkeolog Inggris Howard Carter pada tahun 1922, makam firaun muda Tutankhamun bisa dibilang yang paling terkenal di Lembah Para Raja. Signifikansinya terletak pada fakta bahwa sebagian besar ditemukan dalam keadaan utuh, dengan lebih dari 5.000 artefak, termasuk topeng kematian emas yang ikonik, memberikan wawasan yang tak ternilai tentang adat penguburan dan budaya material dari dinasti ke-18.
Makam putra Ramses II (KV5)
Makam ini adalah yang terbesar di Lembah Para Raja, dengan lebih dari 120 kamar. Awalnya ditemukan pada tahun 1825 oleh James Burton, tetapi tingkat dan signifikansi sebenarnya hanya terungkap selama penggalian yang dipimpin oleh Kent Weeks pada 1990-an. Makam itu dibangun untuk putra Ramses II, salah satu firaun Mesir yang paling kuat dan lama memerintah.
Makam Seti I (KV17)
Dikenal sebagai Makam Belzoni, menurut penemunya Giovanni Battista Belzoni, makam Seti I adalah yang terpanjang dan terdalam di lembah. Karya seninya yang luar biasa, termasuk beberapa relief dan lukisan terbaik dari Kerajaan Baru. Makam tersebut menampilkan langit-langit astronomi yang unik dengan penggambaran konstelasi dan figur langit secara mendetail.
Makam Thutmose III (KV34)
Ditemukan oleh Victor Loret pada tahun 1898, makam Thutmose III terkenal karena bentuknya yang tidak biasa, dengan koridor pintu masuk yang curam dan sempit yang mengarah ke ruang pemakaman besar berbentuk oval.
Lukisan dinding makam yang terpelihara dengan baik menampilkan berbagai teks religius, termasuk Amduat dan Litani Re, serta penggambaran unik firaun yang dipeluk dewi langit Nut dalam sejarah Mesir kuno.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR