Pergeseran dalam praktik penguburan ini menandai perubahan signifikan dalam budaya Mesir kuno dan menunjukkan kepercayaan yang berkembang seputar akhirat.
Makam di Lembah Para Raja tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi almarhum, tetapi juga berfungsi sebagai gudang harta karun dan artefak yang diyakini firaun diperlukan untuk perjalanan mereka ke alam baka.
Makam di Lembah Para Raja memamerkan kecerdikan arsitektur dan penguasaan artistik para pembangun dan pengrajin Mesir kuno.
Sementara desain makam berevolusi dari waktu ke waktu, menggabungkan elemen tambahan dan kompleksitas yang bervariasi, fitur utama tertentu tetap konsisten di berbagai dinasti.
Tata letak makam yang khas terdiri dari koridor menurun, yang mengarah ke ruang pemakaman dan ruang samping.
Koridor biasanya memiliki serangkaian anak tangga, landai, atau kombinasi keduanya, serta beberapa pintu atau gerbang.
Ruang pemakaman itu sendiri adalah bagian tengah dan paling suci dari makam, menampung sarkofagus almarhum dan sering menampilkan langit-langit berkubah atau datar.
Kamar samping tambahan, juga dikenal sebagai paviliun atau gudang, akan digunakan untuk menyimpan barang penguburan, persembahan, dan artefak lainnya untuk kehidupan setelah kematian.
Arsitektur makam di Lembah Para Raja juga mencerminkan tujuan fungsional. Rancangan bawah tanah dimaksudkan untuk menjaga lingkungan yang stabil dan melindungi isi makam dari fluktuasi suhu yang ekstrim, kelembapan, dan faktor lingkungan lainnya.
Saat konstruksi makam berkembang melalui Kerajaan Baru, desainnya menjadi lebih rumit dan kompleks, dengan beberapa makam menampilkan beberapa tingkat, aula berpilar, dan ruang tambahan.
Khususnya, makam dinasti ke-19 dan ke-20 sering kali memiliki desain berbentuk J, dengan ruang pemakaman terletak di titik terjauh dari pintu masuk.
Bagaimana Makam Didekorasi?
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR