Herodotus menyatakan bahwa semut-semut ini akan menggali terowongan di pasir dan membuat perangkap untuk unta, lalu mengerumuni dan membunuh mereka dengan rahangnya yang kuat.
Seperti halnya ular terbang, mudah untuk menganggap cerita ini sebagai mitos belaka. Tidak ada spesies semut yang diketahui mampu membunuh seekor unta, dan kecil kemungkinannya spesies seperti itu pernah ada.
Namun, mungkin saja Herodotus sedang mendeskripsikan jenis hewan yang berbeda. Misalnya, ada spesies antlion yang dikenal suka membuat lubang di pasir dan menggunakannya untuk menjebak mangsa.
Raja yang gila menghukum laut dengan cambuk
Menurut Herodotus, Xerxes I, raja Persia, mencambuk laut sebagai hukuman atas badai yang menghancurkan jembatan yang dibangun pasukannya melintasi Hellespont (sekarang Dardanella) pada tahun 480 SM.
Xerxes telah memerintahkan tentaranya untuk membangun jembatan perahu melintasi Hellespont agar pasukannya dapat menyeberang dari Asia ke Eropa dengan tujuan menyerang Yunani.
Namun, badai menghancurkan jembatan, menyebabkan Xerxes menjadi marah. Dia memerintahkan tentaranya untuk menghukum Hellespont dengan mencambuknya tiga ratus kali dan melemparkan belenggu ke dalam air sebagai isyarat simbolis untuk memperbudak laut yang sulit diatur.
Peristiwa tersebut sering disebut-sebut sebagai contoh kesombongan Xerxes dan kurangnya pemahaman terhadap kekuatan alam.
Kisah Xerxes yang mencambuk laut telah diperdebatkan oleh para sejarawan, dan beberapa orang berpendapat bahwa itu mungkin hanya fiksi fiksi Herodotus. Namun, cerita tersebut diterima secara umum sebagai kisah akurat tentang perilaku Xerxes, dan telah menjadi contoh terkenal tentang kesombongan manusia dan kesia-siaan dalam mencoba mengendalikan alam.
Saat kuda nil tidak terlihat seperti kuda nil
Herodotus menulis tentang banyak hewan eksotik dalam karyanya, termasuk kuda nil. Namun, gambarannya tentang kuda nil sangat berbeda dengan apa yang kita ketahui tentang hewan tersebut saat ini. Herodotus menggambarkan kuda nil memiliki surai seperti kuda, kuku terbelah, dan punggung miring ke bawah menuju bagian belakang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR