Rakyat Kairo panik karena kehilangan Damietta dan mungkin pemimpin mereka. Mungkin, pada saat ini, jika Louis menyerang jantung musuh, dia mungkin akan meraih kemenangan total.
Sayangnya, saat itu, raja Louis masih menunggu pasukan penting milik saudaranya Alphonse, yang baru tiba di Mesir pada bulan Oktober.
Setidaknya banjir tahunan Sungai Nil kini sudah mereda, sehingga jalan menuju Kairo pun terbuka.
Louis, menentang nasihat sebagian besar bangsawannya untuk menghabiskan musim dingin dengan aman di Damietta, berangkat ke Kairo pada tanggal 20 November 1249 M.
Tentara Salib membuat kemajuan yang sangat lambat di sepanjang Sungai Nil, sebagian besar pasukan berbaris di sepanjang tepi sungai.
Sementara kapal-kapal yang dapat membawa perbekalan dan peralatan dalam jumlah besar, ikut berperang melawan angin yang berlawanan.
Pada titik ini, pada akhir November 1249 M, as-Salih meninggal karena penyakitnya. Para perwira Bahris, yang dipimpin oleh komandan mereka Fakhr al-Din, kemudian turun tangan untuk melanjutkan perang melawan Pasukan Salib menggantikannya.
Jika Raja Louis saat itu menyerang Mesir, mungkin sejarah Perang Salib Ketujuh akan berakhir dengan kemenangan besar bagi Kriten Barat. Sayangnya, Raja Louis telah mengabaikan nasihat sebagian besar bangsawan.
Sejarah Perang Salib Ketujuh nantinya lagi-lagi akan berakhir dengan kekalahan dan Pasukan Salib yang terpaksa kembali ke barat.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR