Bagaimana Rasanya Bertempur di Kapal Perang Kekaisaran Romawi?
Ketika sebuah kapal perang Romawi berlayar, awak kapal sangat sadar bahwa pertempuran mungkin akan segera terjadi. Desain kapalnya, dengan ram yang mengesankan dan dek yang dibentengi, merupakan bukti taktik agresif yang digunakan orang Romawi dalam peperangan laut.
Tujuan utama dalam sebagian besar pertempuran laut adalah untuk melumpuhkan atau menghancurkan kapal musuh, dan Romawi telah menyempurnakan taktik mereka untuk mencapai tujuan ini.
Salah satu manuver paling ikonik dalam pertempuran laut Romawi adalah tindakan menabrak. Domba jantan berlapis perunggu di haluan kapal bukan sekadar elemen dekoratif; itu adalah senjata pemusnah.
Kapal perang Kekaisaran Romawi, dengan desain yang lincah dan pendayung disiplin, akan meningkatkan kecepatan dan bertujuan untuk menyerang sisi kapal musuh, menyebabkan kerusakan parah atau bahkan menghancurkannya.
Kekuatan dampaknya bisa sangat dahsyat sehingga sering kali menimbulkan retakan, menyebabkan kapal musuh kemasukan air dengan cepat.
Tapi serudukan bukanlah taktik yang dilakukan secara sembarangan. Hal ini membutuhkan ketelitian, karena upaya yang gagal dapat membuat kapal Romawi rentan terhadap serangan balik.
Jika menabrak adalah pelanggaran pertama, naik pesawat adalah kudeta. Ketika kapal musuh tidak dapat bergerak atau melemah, marinir Romawi, yang dipersenjatai dengan gladii (pedang pendek) dan scuta (perisai persegi panjang besar), akan melompat ke dek musuh, terlibat dalam pertarungan tangan kosong yang sengit.
Bangsa Romawi juga menggunakan alat unik yang disebut 'corvus' atau gagak, sebuah jembatan bergerak dengan ujung berduri, yang dapat dijatuhkan ke kapal musuh, sehingga tentara Romawi dapat menyeberang dan menyerang musuh secara langsung.
Inovasi ini memberi Romawi keuntungan signifikan dalam beberapa pertempuran laut penting, sehingga menguntungkan mereka.
Di luar taktik pertempuran langsung ini, bangsa Romawi juga menggunakan berbagai senjata rudal untuk mengganggu dan melemahkan awak kapal musuh.
Balista dan ketapel yang dipasang di geladak, dapat meluncurkan proyektil dalam jarak yang cukup jauh, menyebabkan kekacauan dan korban jiwa bahkan sebelum kapal mendekat untuk pertempuran langsung.
Senjata jarak jauh ini dipadukan dengan mobilitas kapal memungkinkan bangsa Romawi menentukan syarat-syarat pertempuran dan memilih kapan serta di mana akan menyerang.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR