Nationalgeographic.co.id—Mitologi Jepang kaya akan cerita, legenda, dan mitos. Sebagian mitos menggambarkan tentang roh dan monster yang tidak dapat dipercaya, supernatural, dan jahat. Mereka dikisahkan memiliki kekuatan khusus yang ditakuti oleh manusia.
Dalam cerita rakyat Jepang, monster dan entitas supernatural dikenal sebagai yokai. Semua yokai memiliki kepribadian dan perilaku yang berbeda-beda dan beragam manifestasinya.
Salah satu makhluk mitologi Jepang yang populer dan ditakuti adalah Gashadokuro. Konon, tengkorak raksasa yang haus darah ini dipanggil untuk membantu seorang samurai. Sejak itu, kisahnya terus menghantui masyarakat Jepang.
Nama makhluk mitologi Jepang yang menakutkan ini bervariasi. Gashadokuro (tengkorak kelaparan) dikenal dalam mitologi Jepang sebagai O-Dokuro, Dokuro-No-Kai, dan Mekurabe.
“Cerita rakyat Jepang menggambarkannya sebagai makhluk raksasa karena tingginya sekitar 10 meter atau lebih,” tulis A. Sutherland di laman Ancient Pages.
Gashadokuro memiliki taktik menyerang yang sangat spesifik. Dia membungkuk untuk menyerang korbannya. Kemudian makhluk mitologi Jepang itu menggigit kepala sang korban. Setelah korban tidak berkutik, Gashadokuro membiarkan darah mengalir ke kerangkanya.
Makhluk itu memiliki keinginan besar untuk membalas dendam dan suka meminum darah manusia.
Roh-roh yang menakutkan ini dianggap tidak dapat dihancurkan.
“Gashadokuro lebih suka berburu dan membunuh di bawah naungan malam mendung dan gelap,” tambah Sutherland. Korban tengkorak raksasa ini biasanya menyadari kedatangannya karena telinganya berdenging. Gashadokuro dikatakan mengeluarkan suara gemerincing dengan giginya.
Sayangnya, orang-orang ini tidak bisa lari ke tempat yang aman. Ketika mereka mendengar gemerincing, itu berarti sudah terlambat untuk melarikan diri. Gemerincing itu hanya terdengar sesaat sebelum makhluk itu menyerang.
Menurut mitos, Gashadokuro tidak dapat dihancurkan. Namun, jimat khusus Shinto dapat mengusir monster itu dan mengalihkan perhatiannya.
Ada banyak cerita berusia berabad-abad tentang kerangka besar yang haus darah ini. Beberapa orang menggambarkannya sebagai kombinasi animasi ulang dari banyak kerangka yang dibuat dari tulang orang mati. Menurut salah satu versi ceritanya, ia terbuat dari tengkorak orang yang tewas di medan perang.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR