Agar tidak dicuri, para dewa memerlukan pertolongan Wisnu, Yang Maha Tinggi. Wisnu berubah wujud dan menjadi gadis menawan, Mohini. Ia pun berhasil mengalihkan perhatian para asura. Wisnu mengganti ramuan itu dengan alkohol dan mengembalikan cairan berharga itu kepada para dewa.
Jadi, Amrita diamankan hanya untuk para dewa. Namun, salah satu iblis licik, Rahu, yang menyamar sebagai dewa, akhirnya berhasil mencicipi Amrita. Matahari dan bulan kemudian memperingatkan Wisnu. Ia pun segera memenggal kepala Rahu, tetapi hal itu terjadi terlambat. Rahu telah mengonsumsi sebagian nektar untuk membuatnya abadi.
Sejak saat itu, kepalanya disebut Rahu dan mayat dikenal sebagai Ketu dalam mitologi Hindu. Rahu dan Ketu menjadi musuh matahari dan bulan. Gerhana matahari dan bulan terjadi karena Rahu dan Ketu menelan matahari dan bulan saat keduanya mendekat.
Garuda mencuri amrita
Selain Rahu dan para asura, ada makhluk lain yang berusaha mencuri amrita. Untuk menghilangkan penderitaan ibunya, garuda harus mempersembahkan amrita bagi para naga yang menawan ibunya.
Garuda tahu bahwa ini akan menjadi tugas yang sangat sulit untuk diselesaikan. Dewa mitologi Hindu menjaga ramuan itu dengan api yang menutupi seluruh langit dan bilah tajam yang berputar. Terdapat dua ular berbisa besar yang ditempatkan secara protektif di sebelah ramuan itu.
“Namun, raja burung yang perkasa tidak takut,” ungkap Sutherland. Dia mengalahkan mereka semua dan memasuki area tempat amrita disimpan dan dilindungi. Dengan pot amrita di mulutnya, dia segera kembali ke para naga yang telah mengendalikan ibunya.
Dalam perjalanan, Garuda bertemu dengan Wisnu. Mereka bertukar janji dan Wisnu menjanjikan keabadian kepada Garuda bahkan tanpa minum dari periuk amrita. Garuda pun setuju untuk tunggangan Wisnu.
Saat melanjutkan perjalanan, Garuda bertemu Indra. Ia berjanji bahwa setelah memberikan ramuan keabadian kepada naga, ia akan mengembalikan amrita. Indra kemudian berjanji akan memberikan naga tersebut kepada Garuda sebagai makanannya.
Sesampainya di negeri para naga, Garuda meletakkan pot berisi ramuan di atas rumput. Ia meminta mereka untuk segera membebaskan ibunya. Para naga juga harus melakukan beberapa ritual keagamaan yang diperlukan sebelum mengonsumsi amrita.
Saat para naga sedang sibuk dengan ritualnya, Indra bergegas ke tempat itu dan mengambil periuk berisi amrita. Ketika naga kembali, mereka terkejut melihat ramuan itu lenyap dan hanya tetesan kecil yang tersisa di tanah. Mereka mencoba menjilat tetesan yang tersisa. Legenda menyebutkan bahwa hal ini membuat lidah mereka terbelah dua.
Ketika misi Garuda terpenuhi dan amrita kembali ke dewa, dia harus memenuhi janjinya kepada Wisnu. Sejak saat itu, Garuda menjadi dekat dengan Wisnu.
Sejak itu, amrita terus dijaga dengan ketat oleh para dewa mitologi Hindu.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR