Ini merupakan kerugian yang sangat besar, dengan laut yang sangat luas dan potensi yang sangat besar, Indonesia hanya memanfaatkan 20% potensi laut yang dimilikinya, ditambah lagi dengan rusaknya ekosistem laut yang terjadi di setiap wilayah pesisir.
Lebih dari setengah abad kemerdekaan Indonesia, wilayah pesisir dan laut nasional mengalami kerusakan fisik dalam skala yang parah.
Kerusakan tersebut meliputi abrasi dan sedimentasi pantai, penurunan produksi ikan akibat penangkapan ikan yang berlebihan di beberapa lokasi perairan, rusaknya ekosistem terumbu karang dan mangrove, serta rusaknya kualitas air laut akibat pencemaran pantai dan laut.
Bahkan dalam studinya, Jambeck menyebut Indonesia menduduki peringkat kedua terbesar sebagai negara penyumbang sampah laut setelah Tiongkok. Setiap tahunnya Indonesia mampu menyumbang 187,2 juta ton sampah laut.
Sedangkan Tiongkok mencapai 262,8 juta ton. Negara tetangga seperti Filipina berada di peringkat ke-3 dengan produksi sampah laut sebesar 83,4 ton.
Sampah menjadi salah satu ancaman serius bagi wilayah pesisir di Indonesia. Serasah tersebut berasal dari berbagai aktivitas antropogenik dan berbagai penggunaan lahan.
Puntung rokok, berbagai macam plastik, kaca, karet, berbagai macam botol, kemasan makanan, kayu, tekstil, dan logam dapat dengan mudah kita jumpai.
Sampah-sampah tersebut dapat terapung di laut (floatinglitter), terperangkap di dasar laut (benthiclitter) atau tertinggal di tepi pantai (beachlitter).
Sampah di wilayah pesisir dan ekosistem laut tidak hanya menjadi ancaman langsung bagi biota ekosistem tersebut. Akan tetapi juga menurunkan kualitas air yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Permasalahan pencemaran sampah laut termasuk sampah laut di kawasan pantai telah menarik perhatian masyarakat dunia.
Source | : | EDP Sciences |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR