Jembatan itu–yang di beberapa bagiannya hanya beberapa meter di bawah permukaan air–kemungkinan besar menjadi inspirasi legenda Hindu kuno. Saluran tersebut dilaporkan berada di atas air sampai topan pada abad ke-15 membawa gelombang badai besar ke dalam saluran dan menenggelamkannya di bawah gelombang.
3. Bintang Tamu
Sekitar tahun 1006, para astronom di seluruh dunia melihat objek yang mereka sebut sebagai “bintang tamu” di langit. Akan tetapi, sarjana Persia, Ibnu Sina, memberikan penjelasan yang jauh lebih rinci mengenai peristiwa tersebut dibandingkan kebanyakan ilmuwan lainnya.
Dalam Kitab al-Shifa (Kitab Penyembuhan), ia menjelaskan bagaimana benda sementara yang terlihat di langit selama berbulan-bulan itu, terus berubah warna. Dia menambahkan bahwa objek itu mengeluarkan percikan api sebelum akhirnya menghilang.
Sejak lama, objek tersebut dicurigai sebagai komet. Namun kini kita tahu bahwa Sina sedang melihat supernova, yang terjadi 7.200 tahun lalu dan cahaya tampaknya baru mencapai Bumi pada pergantian milenium pertama.
Meskipun panjang gelombang yang terlihat telah menghilang dari pandangan, sisa-sisa SN 1006 yang berenergi tinggi masih dapat dilihat berkat Chandra X-ray Observatory milik NASA.
Perubahan warna dalam kasus ini mungkin merujuk pada penggabungan dua katai putih, yang akan menciptakan supernova energik yang penuh warna. Hal inilah yang dijelaskan oleh Sina, yang berarti bahwa legenda kuno ini tidak hanya benar, tetapi ia juga memberikan detail yang mungkin telah hilang kepada para astronom modern.
4. Thunderbird dan Paus
Kisah penduduk asli Amerika lainnya berbicara tentang Thunderbird, makhluk gaib yang baik hati. Makhluk ini menukik ke laut dan menangkap seekor paus pembunuh, yang merampas sumber daya suku Quileute.
Selama perjuangan ini, gelombang dahsyat terjadi, dan banyak orang di daratan terbunuh dalam kekacauan tersebut. Akhirnya, Thunderbird berhasil mengangkat paus itu keluar dari laut sebelum menjatuhkannya ke darat dengan suara gedebuk yang dahsyat.
Pemutihan pada Terumbu Karang, Kala Manusia Hancurkan Sendiri Benteng Pertahanan Alaminya
Source | : | IFLScience.com |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR