Dengan meluasnya Perang Salib ke semenanjung Iberia dan wilayah Baltik, Timur Latin berada dalam bahaya karena diabaikan dan dilupakan oleh negara-negara Kristen barat di Eropa.
Kemudian ancaman baru dan paling berbahaya bagi umat Kristen Barat datang di Timur Tengah. Saladin, pendiri dinasti Ayyubiyah di Mesir, menguasai Damaskus pada tahun 1174 M, Aleppo pada tahun 1183 M, dan Mayyafariqin pada tahun 1185 M.
Mosul tunduk pada klaim kedaulatannya pada tahun 1186 M. Teka-teki dominasi Ayyubiyah hampir selesai, yang tersisa sekarang hanyalah wilayah-wilayah kecil negara-negara Tentara Salib yang mengetahui dengan baik akan datangnya badai.
Nama dinasti Ayyubiyah berasal dari nama ayah Shalahuddin atau Saladin yang bernama Ayyub. Nama lengkapnya adalah Najm al-Dīn Ayyūb ibn Shādhī.
Ia adalah anggota keluarga tentara kaya Kurdi yang pada abad ke-12 bertugas di bawah penguasa Kekaisaran Turki Seljuk di Irak dan Suriah.
Ia kemudian ditunjuk sebagai gubernur Damaskus, Ayyub, bersama saudaranya Shirkuh, menyatukan Suriah dalam persiapan perang melawan Tentara Salib.
Setelah kematian ayahnya pada tahun 1173, Salahuddin menggantikan Dinasti Fatimiyah dan selanjutnya memobilisasi antusiasme Peradaban Islam untuk menciptakan front persatuan melawan Tentara Salib. Mereka kemudian menjadikan Mesir sebagai negara Muslim paling kuat di dunia pada saat itu.
Pertaruhan Negara Latin
Permohonan bantuan kepada Raja Philip II dari Perancis (memerintah 1180-1223 M) dan Raja Henry II dari Inggris (memerintah 1154-1189 M) tidak didengarkan. Meskipun ada tawaran untuk memberikan kedaulatan kepada raja atas Negara Tentara Salib.
Sementara itu, pada tanggal 1 Mei 1187 M, pasukan Saladin menimbulkan kekalahan telak terhadap pasukan kecil Latin di Mata Air Cresson. Itu adalah indikasi yang jelas bahwa kesatria barat yang berlapis baja jauh dari kata tak terkalahkan.
Sementara itu, pasukan Saladin terdiri dari pengawal elitnya sendiri, yaitu Mamluk, yang sebagian besar berasal dari Turki-Kurdi dan dilatih sejak kecil.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR