Ada pula mitologi Timur Tengah klasik lainnya yang beredar pada masa kejayaan peradaban Islam tentang Nabi Adam. Disebutkan bahwa Nabi Adam diciptakan dari berbagai tanah yang ada di Bumi. Misalnya, wajah dan kepala dari ka'bah, dada dan punggungnya dari Yerusalem, dan telapak kakinya dari tanah di Hijaz.
Dari dua mitologi Timur Tengah klasik tentang penciptaan manusia ini, Fikri berpendapat cerita tersebut mengindikasikan penyatuan semua kawasan Bumi dalam peradaban Islam.
Tidak kalah unik lagi, mitologi Timur Tengah meriwayatkan bahwa Nabi Adam diciptakan dari ragam tanah yang berasal dari tujuh lapis bumi. Secara berturut-turut, kepala hingga kaki berbahan dari lapis pertama hingga ketujuh.
Namun, mitologi Timur Tengah sangat mencolok yang muncul karena perkembangan ajaran agama Islam. Salah satunya adalah tentang "Cahaya Muhammad" dan "Pohon Keyakinan (syajarah al-Yaqin)" yang penuh simbolik dengan gaya riwayat aliran sufistik.
Disebutkan bahwa Allah menciptakan pohon yang memiliki empat ranting dengan nama Pohon Keyakinan. Kemudian Cahaya Muhammad berupa burung merak yang cantik dengan kulitnya berupa mutiara putih diciptakan, lalu diletakkan di atasnya untuk bertasbih selama 70.000 tahun.
Lalu, Allah menciptakan cermin kehidupan di depan burung merak putih tersebut. Karena melihat keindahan dirinya sendiri, burung merak tersebut berkeringat. Keringatnya sejumlah enam tetes yang disebutkan kelak menjadi empat khalifah (pemimpin Islam setelah Nabi Muhammad wafat), bunga mawar dan pohon aras.
Masih ada banyak lagi mitologi Timur Tengah yang berkembang pada masanya tentang penciptaan manusia, Nabi Adam, dan Nabi Muhammad. Fikri menilai, perkembangan mitologi ini merupakan peleburan kebudayaan seiring agama Islam yang menyebar di penjuru Timur Tengah.
Para ahli sejarah dan budaya berpendapat, kisah-kisah seperti ini muncul dari masyarakat di Timur Tengah dengan pemahaman kebudayaannya sendiri atas agama yang baru berkembang.
Ada pula, perkembangan agama Islam itu sendiri di Timur Tengah menghadirkan berbagai aliran. Aliran-aliran tersebut memunculkan pemahaman baru dalam kisah-kisah yang masih belum dijelaskan dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi.
Pada akhirnya, dua faktor tersebut memunculkan mitologi Timur Tengah klasik yang bertolak belakang dengan apa yang ada di kitab suci umat muslim sendiri pada masanya.
"Anda mungkin dapat menemukan kontradiksi riwayat tersebut dengan teks-teks Islam yang sahih, yang justru menjelaskan dengan gamblang bahwa penciptaan manusia pertama dari debu dan tanah, bukan dari cahaya," terang Fikri.
"Teks-teks suci ini, baik Al-Qur'an maupun hadis-hadis Nabi yang tersusun berdasarkan kesahihannya, berbeda sekali dari dongeng-dongeng [yang muncul pada keemasan peradaban] Islam]."
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR