Nationalgeographic.co.id—Bangsa Viking, pelaut tangguh Skandinavia, terkenal dalam aksi penyerbuannya di sekitar Kepulauan Inggris dan pantai barat Eropa. Satu hal yang tak banyak diketahui orang adalah bahwa mereka juga aktif bergerak lebih jauh ke timur.
“Mereka memainkan peran yang mengejutkan namun signifikan di Kekaisaran Bizantium, di mana mereka membentuk Garda Varangian,” tulis Caleb Howells, pada laman Greek Reporter.
Meski namanya telah menggema di seluruh dunia, apa yang kita ketahui tentang Garda Varangian, bangsa Viking dari Kekaisaran Bizantium?
Asal Usul Bangsa Varangia
Bangsa Varangia adalah bangsa Viking dari Swedia. Pada abad kesembilan, sekelompok orang Viking menetap di Barat Laut Rusia, di mana kota Novgorod berada saat ini.
“Seorang pria bernama Rurik adalah pemimpin legendaris kelompok ini,” kata Caleb, “ia disebut sebagai Rus, dan pemukiman yang didirikan pada tahun 862 menurut kronik abad kedua belas juga disebut demikian.”
Dari Novgorod, bangsa Varangia melanjutkan perjalanan ke selatan menuju Laut Hitam. Selain Rusia, mereka menetap di Belarus dan Ukraina saat ini.
Seiring berjalannya waktu, mereka mulai mendominasi perdagangan yang melewati daerah tersebut. Ini adalah posisi penting dari kekuatan komersial. Ada banyak perdagangan yang melewati wilayah Muslim di timur menuju Kekaisaran Bizantium di barat.
Kadang-kadang, Caleb menjelaskan, terjadi konflik militer antara Varangia dan Kekaisaran Bizantium. Pada abad kesepuluh di tahun 907, bangsa Varangia menyerang Konstantinopel sendiri.
“Pengepungan tersebut tampaknya tidak terlalu berdarah, dan berakhir dengan perjanjian damai antara kedua belah pihak.”
Garda Varangia: tentara bayaran Viking dari Kekaisaran Bizantium
Sebagai hasil dari perjanjian damai dengan Kekaisaran Bizantium, orang-orang Varangia dari bangsa Rus menerima hak untuk mengabdi di Kekaisaran.
Banyak orang Varangia memilih melakukan hal tersebut, mungkin karena dipandang akan membawa prospek kekayaan dan keamanan yang lebih besar. Hal inilah cikal bakal apa yang sekarang dikenal sebagai Garda Varangian.
Garda Varangian dengan demikian adalah sekelompok tentara bayaran Viking yang bertugas di Kekaisaran Bizantium.
Caleb menjelaskan, sejak abad kesepuluh dan seterusnya, semakin banyak orang Varangian mulai mengasosiasikan diri mereka dengan kaisar Bizantium.
“Banyak dari mereka yang datang langsung dari orang-orang Rusia yang tinggal di utara Laut Hitam, tetapi ada juga banyak imigran yang datang langsung dari Swedia,” terangnya.
Garda Varangia sangat dihargai oleh kaisar Bizantium. Karena mereka adalah orang asing bagi Kekaisaran, mereka jauh lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam intrik politik atau nasional.
Karena alasan tersebut, anggota Garda Varangian sering kali disukai sebagai pengawal pribadi kaisar, mirip dengan Garda Praetorian pada abad-abad sebelumnya. Selain itu, mereka juga berpartisipasi dalam perang terbuka melawan musuh-musuh Kekaisaran.
Fungsi Garda Varangian
Garda Varangian bersumpah setia kepada kaisar. Mereka bersumpah untuk melindunginya dengan cara apa pun yang diperlukan.
Karena budaya mereka, orang-orang Skandinavia, termasuk bangsa Anglo-Saxon, terkenal dengan kesetiaan mereka. Mereka memiliki reputasi yang luar biasa dalam memegang teguh sumpah mereka. Oleh karena itu, kaisar dapat mempercayai mereka dengan nyawanya sendiri.
Selain bertindak sebagai pengawal kaisar, orang-orang Varangia juga melakukan tugas-tugas seremonial di Konstantinopel. Pada saat terjadi kerusuhan politik atau konspirasi, mereka akan bertindak sebagai semacam polisi khusus.
Secara umum, Viking terkenal dengan keganasan mereka dalam peperangan. Aspek Viking ini tidak hilang dari kaisar-kaisar Bizantium.
Jika sebuah pertempuran menjadi terlalu berat bagi pasukan Kekaisaran sendiri, mereka akan mengirim Garda Varangian untuk memberikan dukungan.
Para pejuang Skandinavia yang terkenal sangar, membuat Garda Varangian memiliki reputasi yang ganas dalam pertempuran.
Konon, mereka bertempur seperti binatang buas yang menakutkan dan sama sekali tidak mempedulikan luka atau rasa sakit. Kapak Dane berbilah lebar adalah senjata pilihan mereka.
Sejarah Pasukan Garda
Meskipun awalnya hanya terdiri dari orang-orang Viking dari Skandinavia, orang-orang Anglo-Saxon kemudian bergabung dengan Garda Varangian pada abad kesebelas.
Caleb menjelaskan, bergabungnya orang-orang Anglo-Saxon, terjadi setelah penaklukan Normandia atas Inggris pada tahun 1066. Penaklukan ini mengusir banyak orang Anglo-Saxon yang telah tinggal di sana.
“Mereka melakukan perjalanan untuk mencari prospek baru, dan ini membawa mereka ke Kekaisaran Bizantium. Di sana, mereka bergabung dengan bangsa Viking dalam Garda Varangian,” jelas Caleb.
Pasukan Garda memainkan peran kunci dalam sejumlah pertempuran penting. Sebagai contoh, pada abad kesebelas, bangsa Lombard dan Normandia berusaha mengusir Kekaisaran Bizantium dari Italia Selatan.
Sebagai tanggapan, Kaisar Bizantium mengirimkan pasukan yang diambil dari Garda Varangian ke Italia. Selama Pertempuran Cannae, bangsa Varangia membantu Kekaisaran untuk meraih kemenangan yang menentukan.
Pasukan Varangian terus melindungi Kekaisaran, terutama ibu kota Konstantinopel, sepanjang abad ke-13. Namun, setelah pertengahan abad itu, mereka menghilang dari catatan tertulis.
“Mereka terakhir kali muncul mengawal seorang tawanan perang ke Nicaea pada tahun 1259. Tak seorang pun mengetahui apa yang terjadi pada mereka sejak saat itu,” pungkas Caleb.
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR