Nationalgeographic.co.id—Sejarah Abad Pertengahan sangat identik dengan zaman kegelapan di Eropa Barat. Kehidupan orang Eropa barat saat itu sangat terbelakang, sanitasi yang buruk, orang-orangnya jarang mandi dan sangat jorok.
Orang Eropa dalam sejarah Abad Pertengahan memang mempunyai reputasi yang buruk dalam hal kebersihan, khususnya kaum tani. Orang Eropa barat terkenal jarang mandi, dan tubuhnya dipenuhi dengan kutu busuk.
Namun, meskipun terdapat kekurangan air bersih dan fasilitas modern lainnya, ada harapan umum terhadap kebersihan pribadi seperti mencuci tangan secara teratur.
Terutama mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, yang dianggap sebagai etika yang baik di masa ketika peralatan makan masih jarang bagi kebanyakan orang.
Masyarakat kaya memiliki kemungkinan untuk lebih sering mandi. Kastil, rumah bangsawan, biara, dan kota menawarkan toilet yang lebih baik dengan drainase yang lebih baik kepada penghuninya.
Kadang-kadang bahkan memiliki air yang mengalir menggunakan kombinasi kuno dari tangki air dan gravitasi.
Tentu saja, standar kebersihan bervariasi dari waktu ke waktu dan tempat, dan bahkan, tentu saja, antar individu. Meski memang, secara umum masyarakat Eropa barat saat itu memang dalam keadaan yang memprihatinkan.
Persediaan air
Air memang tersedia di desa-desa dari mata air, sungai, danau, sumur, dan waduk terdekat. Memang benar, sebagian besar permukiman berkembang justru karena kedekatannya dengan sumber air.
Kastil mungkin ditempatkan untuk alasan yang sama dan diberi air tambahan dari sumur berlapis batu yang terdapat di halaman dalam. Terkadang dapat diakses dari dalam kastil untuk keamanan ekstra saat diserang.
Dari lebih dari 420 kastil yang disurvei di Inggris, 80% dilengkapi dengan sumur di bagian dalamnya dan seperempatnya memiliki dua atau lebih. Lubang sumurnya mungkin sangat dalam: sumur yang ada di Kastil Beeston di Inggris berukuran 124 m.
Beberapa kastil, seperti yang ada di Rochester di Inggris, bahkan memiliki kemungkinan untuk mengambil air dari sumur di setiap tingkat benteng dengan menggunakan sistem ember dan tali yang dipasang di dalam dinding.
Tangki menampung air hujan atau rembesan tanah alami. Terkadang sebuah kastil mungkin memiliki sistem pipa timah, kayu atau keramik yang mengalirkan air dari tangki ke bagian bawah kastil lainnya seperti gudang atau dapur, seperti di Kastil Chester di Inggris.
Sistem pengumpulan air tambahan lainnya adalah memasang pipa di atap untuk mengalirkan air hujan ke dalam tangki.
Terakhir, tangki pengendapan terkadang digunakan untuk meningkatkan kualitas air dengan membiarkan sedimen mengendap sebelum air yang lebih bersih dialirkan. Banyak biara juga memiliki beberapa atau semua fitur ini.
Akan tetapi, seiring dengan bertambahnya jumlah dan ukuran kota-kota di seluruh Eropa sejak abad ke-11 M, kebersihan menjadi semakin menjadi tantangan sehari-hari.
Untungnya, banyak kota-kota besar cenderung terletak di dekat sungai atau garis pantai untuk memfasilitasi perdagangan. Sehingga pasokan air dan pembuangan limbah tidak terlalu menjadi masalah di tempat-tempat tersebut.
Kanal, saluran air, sumur dan air mancur menyediakan air yang (relatif) segar bagi penduduk perkotaan. Hal ini dipertahankan oleh dewan kota yang juga menjadikannya ladang bisnis.
Misalnya, seringkali ada kewajiban untuk membersihkan bagian jalan yang berada tepat di depan rumah atau toko. Kota-kota besar mungkin memiliki pemandian umum.
Nuremberg, yang tampaknya menjadi salah satu kota terbersih di Eropa berkat dewannya yang tercerahkan, memiliki 14 kota. Pemerintah setempat juga mengambil tindakan darurat seperti mengevakuasi orang mati selama masa wabah.
Jarang mandi dan banyak kutu
Namun demikian, semakin berkembangkan kota-kota di Eropa membuat air yang mengalir sangat langka. Dibutuhkan upaya fisik yang besar untuk mendapatkan satu ember air dari sumur atau sumber air terdekat.
Maka tidak mengherankan jika mandi setiap hari bukanlah pilihan yang layak bagi kebanyakan orang. Orang-orang Eropa dalam sejarah Abad Pertengahan lebih memiliki untuk jarang mandi.
Mandi akhirnya dipandang sebagai sebuah kemewahan, mengingat biaya bahan bakar untuk memanaskan air. Para biarawan, misalnya, dibatasi hanya boleh mandi beberapa kali dalam setahun. Mereka hanya boleh menggunakan setengah tong atau bak kayu air.
Walaupun isinya tidak terlalu banyak, namun sebagian besar 'mandi' dilakukan dengan menggunakan kendi berisi air panas yang dituangkan ke seluruh tubuh, bukan dengan merendam seluruh tubuh.
Seorang bangsawan mungkin memiliki bak mandi empuk untuk kenyamanan ekstra dan dia biasanya bepergian dengan bak mandi tersebut. Namun, sebagian besar orang akan puas dengan mandi dengan cepat menggunakan baskom berisi air dingin.
Petani dalam sejarah abad pertengahan telah lama menjadi sasaran lelucon mengenai kebersihan, yang berasal dari risalah pemuka Agama abad pertengahan yang sering menggambarkan mereka sebagai hewan yang brutal.
Namun, mencuci tangan dan wajah di pagi hari merupakan praktik umum bagi hampir semua orang. Hal itu diperlukan karena kutu merupakan masalah umum masyarakat Eropa Barat ketika itu.
Alas jerami yang jarang diganti merupakan surga bagi kutu, meskipun beberapa tindakan pencegahan telah dilakukan seperti mencampurkan herba dan bunga seperti kemangi, kamomil, lavendel, dan mint.
Gigi dibersihkan dengan menggunakan ranting (terutama hazel) dan potongan kecil kain wol. Mencukur tidak dilakukan sama sekali atau seminggu sekali kecuali jika seseorang adalah seorang biarawan.
Karena cermin abad pertengahan masih belum terlalu besar atau jernih, kebanyakan orang lebih mudah mengunjungi tukang cukur setempat bila diperlukan.
Petani biasa mungkin lebih peduli untuk membuang kotoran yang mereka gunakan sehari-hari ketika mereka mencuci, tetapi bagi seorang bangsawan, ada beberapa detail yang harus diperhatikan agar bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat yang sopan.
Meski memang kebersihan orang-orang Eropa Barat ketika itu sangat buruk dalam sejarah Abad Pertengahan, namun sebenarnya mereka masih berusaha untuk membersihkan diri.
Perubahan besar tentang kebersihan mulai terjadi ketika orang-orang Eropa Barat mulai melakukan kontak dengan budaya lain. Seperti Bizantium atau Muslim selama Perang Salib, orang-orang Eropa Barat seringkali berada di urutan kedua dalam hal kebersihan.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR