Unicorn tidak mudah ditangkap dan harus ditangkap oleh seorang gadis perawan. Sebuah kisah takhayul yang memang tidak masuk akal.
Para dokter Eropa yang berhasil mendapatkan bubuk “tanduk unicorn” menggunakannya untuk mengobati gigitan ular, demam, kejang-kejang, dan luka serius sehingga dianggap dapat mengatasi wabah dengan baik.
Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan hal tersebut, selain pengobatan yang melibatkan ayam atau ular.
Ramuan, fumigasi dan pengobatan Darah
Ramuan unicorn bukanlah satu-satunya atau obat yang cukup aneh yang ditawarkan kepada golongan bangsawan atau pedagang kaya. Pengobatan lainnya adalah makan atau minum sejumlah kecil zamrud yang dihancurkan.
Dokter Eropa akan menggiling zamrud dengan lesung dan alu. Ia kemudian memberikannya kepada pasien sebagai bubuk halus yang dicampur dengan makanan atau air.
Sementara mereka yang tidak mampu mengonsumsi zamrud meminum arsenik atau merkuri yang membunuh mereka lebih cepat daripada wabah penyakit.
Salah satu ramuan yang paling terkenal adalah Cuka Empat Pencuri yang merupakan kombinasi sari buah apel, cuka, atau anggur dengan rempah-rempah seperti sage, cengkeh, rosemary, dan apsintus.
Diduga minuman tersebut dibuat dan digunakan oleh empat pencuri yang mampu merampok rumah orang sekarat dan kuburan orang mati karena minuman tersebut membuat mereka kebal terhadap wabah.
Kemudian ada ramuan paling populer di kalangan orang kaya yang dikenal sebagai theriac. Legan mencatat, “sangat sulit untuk mempersiapkannya; resep sering kali mengandung hingga delapan puluh bahan, dan seringkali, opium dalam jumlah besar.”
Bahan-bahan tersebut digiling menjadi pasta yang dicampur dengan sirup dan dikonsumsi sesuai kebutuhan. Apa bahan-bahannya dan bagaimana cara kerjanya masih belum jelas.
Selain ramuan, membersihkan udara dianggap sebagai obat efektif lainnya. Karena wabah ini diperkirakan menyebar melalui “udara buruk”, rumah-rumah difumigasi dengan dupa atau asap dari pembakaran jerami.
Orang-orang membawa karangan bunga yang mereka tempelkan ke wajah mereka, bukan hanya untuk mengusir bau busuk dari tubuh yang membusuk, namun karena dianggap dapat mengasapi paru-paru seseorang. Ini sama tidak efektinya dengan pengobatan lainnya.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR