Nationalgeographic.co.id—Science Film Festival ke-14, acara memperkenalkan sains melalui medium film, kembali digelar di Indonesia. Festival yang diselenggarakan oleh Goethe Institut Indonesia ini mengangkat isu lingkungan dengan tema "Agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB".
Melalui tema ini, Goethe Institut bermaksud untuk memperkenalkan secara populer sains tentang ilmu lingkungan bagi kalangan awam. Selain di Indonesia, Science Film Festival diselenggarakan di 11 negara lainnya seperti Afrika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, Brazil, Cile, Inggris, Jerman, Kazakhstan, Kolombia, Tanzania, dan Thailand.
Ada pun, Science Film Festival kali ini menjadi mitra pendukung resmi agenda Dekade Restorasi Ekosistem dari PBB yang tengah berupaya mencegah perubahan iklim. Dekade Restorasi Ekosistem ini berlangsung dari 2021 hingga 2030 sebagai periode untuk mencegah perubahan iklim yang berpotensi membawa bencana.
Dalam acara pembukaan Science Film Festival ke-14 di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudirestek), Jakarta, 21 Oktober 2023, Direktur Goethe Institut Indonesia Stefan Dreyer mengungkapkan bahwa berbagai aspek penting menjadi sorotan.
Science Film Festival Indonesia berisi berbagai film yang menyorot tantangan lingkungan, ekonomi, dan masyarakat sosial dalam pembangunan berkelanjutan global. Dreyer mengatakan, dengan hadirnya film-film tersebut, tidak hanya menyampaikan masalah lingkungan di seluruh dunia, tetapi juga solusi yang dapat diterapkan.
"Dengan menghadirkan film dari berbagai belahan dunia dengan topik-topik ilmiah untuk penonton muda, kami harap dapat menumbuhkan kreativitas serta semangat pemuda bereksplorasi dan mencintai sains," terang Dreyer.
Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Y. M. Ina Lepel memberikan dukungan untuk kegiatan ini sebagai komitmen Jerman atas upaya restorasi ekosistem.
Lepel menyampaikan bahwa selama ini Jerman memiliki kewajiban untuk membantu upaya restorasi ekosistem di Indonesia. Keterlibatan di Jerman merupakan hasil dari kesepakatan yang harus dipenuhi dari COP15 di Montreal pada 2022.
"Dan menurut saya Science Film Festival merupakan bagian yang baik dan memberikan kontribusi yang baik bagi upaya ini," ujar Lepel.
"Melalui sains, kita makin paham tentang pentingnya ekosistem yang sehat bagi kehidupan manusia, upaya mengatasi perubahan iklim, dan pelestarian keanekaragaman hayati," tambahnya.
Science Film Festival Indonesia berlangsung mulai 21 Oktober hingga 30 November 2023. Pada kegiatan ini, terdapat 18 film yang akan diputar di berbagai sekolah di Jabodetabek, Blitar, Surabaya, Belitung Timur, dan Medan. Di kota-kota tersebut, festival ini diikuti dengan eksperimen sains yang bisa diikuti oleh siswa dari berbagai sekolah.
Tidak hanya kota dan daerah besar, Science Film Festival pun diselenggarakan di berbagai kota lainnya di seluruh Indonesia secara daring. Di antaranya yang akan menyelenggarakan festival ini adalah Aceh, Arguni, Bintuni, Dolok Sanggul, Flores Timur, Jayapura, Kefamenanu, Pematang Siantar, Sidikalang, Tobelo, Waikabubak, dan 51 kota lainnya.
"Saya kira film menjadi medium penting dalam bagaimana melakukan katakanlah kampanye tentang pentingnya sains. Dan ini sangat relevan dengan apa fokus Indonesia, bagaimana meningkatkan kemampuan sains di kalangan siswa," kata Tatang Muttaqin, Staf Ahli Menteri bidang Manajemen Talenta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
"Tentu kemampuan ini yang paling penting bagaimana mereka memahami sains berhubungan dengan kehidupan dan ke depan, terutama dengan masa depan mereka. Ada pula ilmu sosial bisa berhubungan untuk menjaga masa depan lingkungannya," terangnya.
Dalam pembukaan Science Film Festival Indonesia, salah satu tayangan yang diputar adalah Sang Penerang Desa yang disutradarai Astu Prasidya. Film ini merupakan kisah nyata dari Tri Mumpuni dalam upaya memberi akses listrik dari tenaga terbarukan dan ramah lingkungan untuk beberapa desa di Indonesia.
Film animasi ini berdurasi 10 menit dan ditonton oleh lebih dari 200 siswa sekolah yang hadir dalam pembukaan Science Film Festival Indonesia di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR