Tulisan “Ulfberth” yang terukir pada bilahnya adalah fitur estetika yang paling mencolok. Terlepas dari berbagai teori yang beragam saat ini, Ulfhberth dikenal sebagai nama Franka, seseorang atau dinasti yang menuliskan identitasnya pada pedang.
“Nama dan tulisan tersebut diukir pada bilah pedang saat pedang sedang dibuat. Tidak ada yang tahu apakah Ulfberth adalah pandai besi yang membuat pedang-pedang ini atau seorang ketua serikat,” kata Juliana.
Pedang ini memiliki pelindung yang lurus atau agak melengkung ke arah bilahnya dengan bentuk cakram. Dengan desain seperti ini, Ulfhberth menawarkan perlindungan yang baik dari serangan musuh dan memungkinkan genggaman yang kokoh dan kuat.
Ulfhberth sangat cocok digunakan hanya dengan satu tangan. Hal ini memungkinkan ia digunakan dengan perisai di tangan lainya.
Juliana menjelaskan, panjang pedang Ulfberth yang asli adalah sekitar 91 cm (36 inci) dengan lebar 2 inci (5 cm).
“Ini adalah ukuran ideal untuk pedang satu tangan yang dapat secara efektif melukai lawan tanpa takut patah saat bertarung,” katanya.
Pedang Ulfberht pada Abad Pertengahan
Pedang Ulfberth merupakan salah satu senjata paling tangguh dan ditakuti oleh musuh di medan peperangan.
Senjata ini mampu menembus baju zirah besi rantai tanpa resiko bilahnya patah. Selain itu, pedang ini juga dampak mengakibatkan luka menganga yang sedikit lebih lebar dibandingkan pedang lain di Abad Pertengahan.
Dengan bilah bermata duanya, Ulfberth dapat membacok dan mengoyak musuh dan secara efektif mampu memberikan pukulan yang menusuk. Meskipun bilahnya lebar, Pedang Ulfberht gesit dan terasa ringan di tangan penggunanya.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR