Nationalgeopgraphic.co.id—Nike saat ini menjadi salah satu mereka produk olahraga yang paling populer dan diakui di dunia. Nama Nike tidak muncul begitu saja, dan ternyata terinspirasi dari nama dewi dalam mitologi Yunani dengan nama yang sama, yaitu Dewi Nike.
Nike adalah dewi kemenangan dalam mitologi Yunani, baik dalam perang maupun dalam persaingan damai. Nike dalam mitologi Yunani dicitrakan sebagai dewi dengan sayap yang mengenakan karangan bunga atau selempang untuk memakhotai pemenang.
Ketika Zeus sedang mengumpulkan sekutu di awal Perang Titan, Styx membawa keempat anaknya Nike (Victory), Zelos (Rivalry), Kratos (Cratus Strength) dan Bia (Force) ke untuk melayani dewa Zeus.
Nike ditunjuk sebagai kusirnya dan bersama-sama keempatnya menjadi penjaga takhta Zeus. Oleh karena itu, dalam adegan Perang Para Raksasa dia muncul sebagai kusir Zeus dalam seni mosaik dan koin.
Nike juga sering ditampilkan memegang dahan palem sebagai simbol kemenangan. Nike juga dikenal sangat dekat dengan dewi perang Athena.
Nike yang saat ini merupakan salah satu merek paling dikenal secara global, ternyata terinspirasi oleh Dewi Nike, dewi kemenangan dalam mitologi Yunani itu. Bahkan logo ikonik Nike, “Swoosh” yang populer, berasal dari sejarah dewa-dewa Yunani.
Inspirasi Nike: kecintaan terhadap atletik
Sejarah Nike dimulai beberapa dekade lalu pada tahun 1950-an di jalur lari University of Oregon. Pelatih, Billl Bowerman, sedang mencari cara untuk memberikan keunggulan kompetitif kepada atletnya.
Dia menguji hidrasi, pakaian, pola makan, permukaan lintasan dan tentu saja, alas kaki mereka. Salah satu atlet yang dilatih Bowerman adalah Phil Knight, yang juga menulis cerita untuk surat kabar universitas.
Phil Knight nantinya akan lulus dalam bidang jurnalisme. Dia kemudian memperoleh gelar MBA di Stanford University.
Knight, didorong oleh tahun-tahun kejayaan program lari Oregon dan kecintaannya terhadap atletik, mulai mengajukan proposal ke produsen sepatu di Jepang.
Beberapa bulan kemudian, mantan pelatihnya, Bill Bowerman menjadi rekannya, ketika mereka membentuk perusahaan yang bernama “Blue Ribbon Sports".
Perusahaan ini mendistribusikan sepatu dari pabrikan Jepang hingga tahun 1970-an, ketika mereka memutuskan untuk mengambil lompatan dan beralih dari distributor menjadi memproduksi sepatu sendiri.
Semuanya sudah siap bagi Blue Ribbon Sports untuk mengambil langkah berikutnya, tetapi mereka belum memiliki nama untuk sepatu mereka.
Jeff Johnson, seorang pekerja pemasaran di perusahaan tersebut, pernah mendengar bahwa logo yang baik harus memiliki dua suku kata dan satu huruf yang mudah diingat.
Lima jam sebelum mengirimkan surat-suratnya, Johnson terbangun dengan “Nike” nama dewi kemenangan Yunani di kepalanya. Knight tidak menyukainya pada awalnya, tapi itu hanya masalah waktu.
Swoosh: sayap Nike
Pada tahun 1971, Knight dan Bowerman membayar $35 kepada Carolyn Davidson, seorang mahasiswa desain grafis di Portland University untuk mendesain logo. Logo ini nantinya dikenal sebagai “swoosh” dan melambangkan sayap dewi Nike dalam mitologi Yunani.
Pada tahun 1972, Nike melakukan debut resminya di lintasan atletik dalam tes di Eugene, Oregon. Selama pengujian, sepatu tersebut menarik perhatian semua orang.
Sepatu itu memiliki sol yang terinspirasi dari besi wafel, sehingga dapat meningkatkan traksi terhadap tanah lebih baik dari desain lainnya.
Saat ini, Nike telah menjadi salah satu merek olahraga terpopuler di dunia, dan banyak atlet berbeda yang memakai sepatu bermerek Nike.
Ia juga telah merilis lini pakaian dan aksesoris lainnya untuk atlet dari seluruh dunia dan masuk dalam budaya populer.
Nike: dewi kemenangan Yunani
Menurut mitologi Yunani, Nike adalah putri dewi Styx dan titan Pallas. Beberapa cerita mengatakan bahwa dia adalah putri Mars, dewa perang.
Dia direpresentasikan sebagai sosok kecil di tangan para dewa seperti Zeus dan Athena, sekutunya. Dia memimpin kompetisi atletik dan perselisihan militer, dan melambangkan kemenangan.
Dalam Theogony oleh Hesiod, disebutkan "Dan Styx putri Okeanos (Oceanus) bergabung dengan Pallas dan melahirkan Zelos (Emulasi) dan Nike (Victory) yang berkaki langsing di rumah. Dia juga melahirkan Kratos (Cratus, Strength) dan Bia (Force), anak-anak yang luar biasa."
"Mereka tidak punya rumah selain Zeus, tidak ada tempat tinggal atau jalan apa pun kecuali yang dituntun dewa kepada mereka, tapi mereka selalu tinggal bersama Zeus si petir menggelegar."
Itulah yang dilakukan Styx, putri abadi Okeanos, pada hari ketika "pemberi cahaya olimpus memanggil semua dewa abadi ke Olimpian yang agung.
Dia berkata bahwa siapa pun di antara dewa-dewa yang bersedia bertempur bersamanya melawan Titan, akan tetap memegang jabatan yang dimilikinya sebelumnya di antara dewa-dewa abadi.
Ia juga menyatakan bahwa semua dewa harus memiliki jabatan dan hak yang sesuai. Maka, Styx yang abadi yang dapat pertama kali ke Olimpus bersama anak-anaknya. Zeus memberikan penghormatan padanya serta memberikan hadiah besar.
Zeus kemudian menunjuknya sebagai sumpah agung para dewa, dan anak-anaknya hidup bersamanya selamanya, sesuai dengan janji yang dia berikan.
Di dalam dunia olahraga saat ini, sejak Olimpiade di Amsterdam pada tahun 1928, medali emas, perak, dan perunggu di bagian depan terdapat gambar Nike dengan karangan bunga laurel.
Namun tahun ini, medali emas, perak, dan perunggu Olimpiade menampilkan Nike, dewi kemenangan Yunani sebagai gambar utamanya.
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR