“Konon ada lebih dari 1.500 jenis sosis di Jerman, jadi ketika terjadi perbedaan pendapat, mengapa tidak menggunakan hidangan nasional untuk menyelesaikan masalah?” jelas Rupert.
Pada tahun 1865, Kanselir Jerman Otto von Bismarck dan ilmuwan sekaligus pemimpin Partai Liberal Rudolf Virchow yang beroposisi berselisih mengenai alokasi dana pemerintah.
Bismarck ingin menggunakan dana tersebut untuk mengorganisir ulang tentara dan Virchow ingin dana tersebut dialokasikan untuk membersihkan pabrik-pabrik sosis yang tidak sehat.
Bismarck terlibat pertengkaran sengit dengan seorang penganut ordo Teutonik dan menantang Virchow untuk berduel. Pada titik ini, menurut Rupert, cerita berjalan ke arah yang berbeda.
“Dalam satu versi, Virchow menolak untuk bertarung dengan sang kanselir dan banyak hal yang menyenangkan terjadi,” jelas Rupert.
Dalam kisah versi kedua, “pihak yang ditantang memiliki hak untuk memilih senjata sehingga pemimpin Liberal memilih senjata paling konyol yang bisa dia pikirkan.”
Dua sosis babi harus disusun, satu dicampur dengan larva Trichinella yang menyebabkan penyakit mengerikan dan kemungkinan kematian. Kemudian, yang lainnya adalah sosis standar yang tidak terkontaminasi.
Terdapat peraturan dalam duel tersebut, yaitu para peserta duel harus memilih masing-masing satu sosis dan memakannya. Namun akhirnya, von Bismarck menolak untuk ambil bagian.
Duel Bola Biliar
Kembali ke Prancis, perselisihan bermula pada sepasang pria yang sedang asyik bermain biliar. Mereka adalah Monsieur Lenfant dan Monsieur Melfant, yang berselisih mengenai peraturan permainan.
Keadaan semakin memanas. Suara-suara dari luar mulai terdengar dan mungkin umpatan-umpatan juga dilontarkan.
Diputuskan bahwa masalah ini paling baik diselesaikan dengan duel bola biliar. Alih-alih bertanding selayaknya biliar, kedua pria ini memilih metode yang unik dan berbahaya.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR